WahanaNews.co | Ditemukannya
varian baru Corona di sejumlah negara, bikin heboh. Salah satunya varian Corona
dari Inggris, yakni VUI 202012/01.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro
mengakui, berdasarkan data, varian baru Corona di Inggris lebih cepat menular,
tidak seperti mutasi D614G yang juga banyak ditemukan di Indonesia. Salah satu
yang juga menjadi persoalan adalah perubahan mutasi pada RBD (receptor binding
domain).
Baca Juga:
Belanda Deteksi Subvarian Omicron Centaurus, Seperti Apa?
"Bedanya yang sekarang ini ternyata memang dilihat dari
data penyebarannya memang lebih cepat, dan salah satu yang dipengaruhi oleh
virus dan varian ini adalah dia menyerang receptor binding domain (RBD),"
paparnya dalam konferensi pers Kamis (24/12/2020).
"Nah ini tentunya agak beda karena D614G tidak
menyerang RBD tersebut," lanjutnya.
Apa dampaknya perubahan tersebut?
Baca Juga:
Dalam Sepekan Kasus Covid RI Naik 57,6 Persen
Menurutnya, akurasi tes PCR bisa saja terganggu dengan
adanya varian ini. Hal ini berkaitan dengan pendeteksian salah satu gen.
"Dampak adanya varian ini adalah mesin pemeriksaan PCR,
jadi mesin PCR itu salah satunya dia mendeteksi gen S, kalau mesin PCR-nya,
diagnostiknya, menargetkan gen S, maka ada kemungkinan gangguan akurasi dengan
adanya varian ini," pungkasnya.
Penularan Corona di Inggris juga disebutkan membuat grafik
kasus Corona di sana terus mengalami peningkatan. Bambang juga menyoroti varian
baru Corona yang muncul di negara lain seperti Afrika Selatan dan Australia
yang disebut-sebut memicu lonjakan kasus kematian COVID-19.