WahanaNews.co |Para tersangka kasus pembunuhan Brigadir J diperiksa pihak kepolisian menggunakan alat bantu lie detector, meskipun tak sedikit pihak yang meragukan efektivitas alat uji kebohongan ini.
Namun di luar kasus yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo ini, ada juga orang-orang yang gemar berbohong, baik sekedar iseng, menghibur diri, atau untuk alasan tertentu.
Baca Juga:
Fitrianti Bantah Adanya Pengoplosan Gas LPG
Mulanya hanya iseng, namun lama kelamaan bukan tak mungkin juga seseorang jadi kecanduan berbohong. Saking seringnya berbohong, kita mungkin akan bertanya-tanya, apakah hobi berbohong termasuk gangguan psikologis?
Dalam psikologi, istilah khusus untuk orang dengan kondisi ini adalah mitomania atau pseudologia fantastica. Yuk, ketahui lebih jauh soal mitomania ini.
Apa itu mitomania?
Baca Juga:
Demi Tepis Tes Kebohongan Bukan Bukti, Kuat Ma’ruf Hadirkan Ahli Hukum Pidana
Mitomania atau mythomania merupakan suatu kondisi di mana penderitanya memiliki kebiasaan berbohong yang tidak dapat dikendalikan. Kebohongan ini juga dikenal dengan sebutan pathological lying.
Seseorang yang memiliki kondisi ini sering berbohong, bahkan untuk hal yang tidak menuntut mereka untuk terpaksa berdusta. Mereka mungkin lebih nyaman mengatakan hal tersebut daripada kebenaran, meski itu hal yang tidak penting sekalipun.
Penderita mythomania juga seringkali tidak memiliki motif atau alasan untuk berbohong. Mereka hanya mengucapkan kebohongan itu begitu saja, tanpa alasan atau tujuan tertentu.
Parahnya bagi orang yang mengidap mitomania, kebohongan sudah menjadi bagian besar dalam hidupnya. Kondisi tersebut kemudian merusak nama baiknya.
Tak jarang orang dengan kondisi ini memercayai dusta yang diucapkannya, sehingga tak bisa membedakan lagi mana yang fiktif dan mana yang nyata.
Mythomania syndrome pertama kali ditemukan oleh psikiater asal Jerman bernama Anton Delbrueck. Pada tahun 1891, Delbrueck memberikan nama pseudologia fantastica untuk menggambarkan sekelompok pasien yang kerap membual disertai unsur khayalan atau fantasi dalam cerita mereka.
Apa ciri-ciri seseorang yang mengalami mythomania? Ini dia.
Sering menceritakan hal-hal yang terdengar sangat nyata. Terkadang mereka mungkin menceritakan sesuatu berdasarkan kisah nyata orang lain tetapi mengakuinya sebagai peristiwa yang mereka alami sendiri.
Cenderung membuat cerita yang bersifat permanen dan stabil.
Kebohongan yang dilakukan tidak untuk mendapatkan suatu keuntungan material.
Cerita yang dibuat biasanya berkaitan dengan institusi penting kepolisian, angkatan darat, dan sebagainya. Mereka pun memiliki peran penting dalam institusi atau dalam cerita tersebut, misalnya sebagai tokoh penyelamat.
Ucapan kebohongan cenderung menampilkan sudut pandang positif, seperti mereka disebut memiliki gelar master daripada mengklaim bahwa mereka putus sekolah.
Mereka yang mengalami kondisi ini kerap kali akan melakukan kebohongan dan merasa mendapatkan kesenangan dari sikapnya tersebut.
Meski mereka tampaknya merasa senang, di dalam hati mereka tetap merasa bersalah dan mengetahui bahwa itu hal yang buruk. Namun, mereka tetap akan berpura-pura dan menutupi perilaku mereka.
Bagaimana cara membedakan mythomania dan bohong biasa?
Bila dilihat dari tujuannya, bohong biasa dan mythomania adalah hal yang berbeda. Berdasarkan sebuah penelitian pada tahun 2016, kebohongan umum biasanya dapat dilakukan karena beberapa alasan, seperti:
upaya menutupi sesuatu mengenai dirinya,
keinginan untuk memperoleh keuntungan,
tindakan menutupi diri dari kesalahan yang dilakukan, dan
cara untuk membangun kepercayaan diri yang selama ini dirasa kurang, agar orang lain lebih menyukainya.
Sementara itu, mythomania tidak berkaitan untuk memperoleh keuntungan dan bersifat kompulsif-impulsif. Mereka akan tetap berbohong walau sikap tersebut berdampak buruk bagi diri mereka sendiri.
Selain itu, mereka yang mengalami mythomania umumnya melakukan kebohongan yang bersifat fantasi. Biasanya mereka akan mengatakan kebohongan mengenai sesuatu yang mereka khayalkan dan digabungkan dengan fakta yang ada.
Sementara, kebohongan yang umum biasanya hanya mengenai hal-hal seputar perasaan, pendapatan, pencapaian, kehidupan seksual, dan mengenai usia.
Apa penyebab dari mythomania?
Penyebab dari seseorang suka berbohong memang belum diketahui pasti. Namun, beberapa psikolog memercayai faktor lingkungan berperan dalam membentuk karakter ini.
Seseorang yang memiliki mitomania mungkin hidup di lingkungan yang meyakini bahwa manfaat berbohong lebih besar daripada risikonya.
Kebohongan juga bisa disebabkan oleh trauma masa lalu atau harga diri yang rendah. Dengan melakukan kebohongan, mereka berupaya untuk mengatasi trauma masa lalu dan menutupi rasa rendah diri.
Di samping itu, mythomania kerap dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Orang yang suka berbohong sering muncul sebagai gejala dari penyakit atau gangguan mental tertentu yang lebih besar.
Beberapa kondisi yang dapat membuat seseorang rentan menjadi mitomania meliputi gangguan bipolar, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), narcissistic personality disorder (NPD), gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), atau ketergantungan zat (kecanduan).
Bagaimana cara mengatasi mythomania?
konseling psikologi
Penderita mythomania umumnya memerlukan pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu. Seorang terapis, seperti psikolog atau psikiater, dapat membantu penderita menghadapi kondisi ini.
Melalui terapis, seseorang yang sering berbohong akan diidentifikasi apakah ia memiliki gangguan mental tertentu yang mendasarinya. Jika ya, terapis akan berupaya untuk mengatasi seluruh masalah kesehatan mental yang dimilikinya.
Meski demikian, melakukan perawatan melalui psikoterapi pun bisa sangat sulit dilakukan. Pasalnya, penderita mythomania bisa saja berkata tidak jujur selama perawatan berlangsung.
Oleh karena itu, jenis perawatan ini akan berjalan dengan efektif jika penderitanya sadar akan kondisinya dan mau menghentikan kebiasaan bohong yang dilakukannya. Jika dipaksa, penderita kondisi ini mungkin tidak akan bekerja sama.
Adapun metode psikoterapi yang dapat dilakukan bisa bermacam-macam. Anda mungkin akan melakukan konseling secara individual atau dilakukan dalam berkelompok.
Pada situasi tertentu, psikolog atau psikiater bisa saja menyarankan Anda untuk mendapatkan terapi tambahan, misalnya seperti konseling pernikahan, jika kebohongan yang Anda lakukan telah mengganggu hubungan Anda dengan pasangan.
Apa yang harus dilakukan jika menghadapi mitomania?
Jika Anda memiliki kerabat, teman, saudara, atau bahkan pasangan yang suka bohong, Anda perlu menghadapinya dengan cara yang benar agar tidak terbawa situasi. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi orang yang mythomania.
Tatap matanya dengan tatapan bingung dan kosong. Ini membuat mereka tahu bahwa mereka tidak membodohi Anda, dan mereka mungkin akan beralih ke orang lain.
Jangan mudah percaya dengan ucapannya. Sebaiknya selalu cari kebenaran atau konfirmasi fakta dari cerita mereka.
Jangan mendebat cerita mereka karena Anda tidak akan pernah mendapatkan kebenaran dari ucapannya.
Tawarkan bantuan dan dukungan padanya. Yakinkan merka bahwa Anda peduli dengan masalahnya dan bersedia membantu.
Dorong mereka untuk mengatakan kebenaran sedikit demi sedikit untuk membantu mengatasi perilakunya. [qnt]