Sebuah studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES) terhadap 100 balita di wilayah Semarang Utara dan Gunungpati menunjukkan bahwa sebagian orang tua rutin memberikan kental manis kepada anak-anak mereka sebagai pengganti susu, tanpa memahami dampak dari asupan gula berlebih.
Peneliti dari UNNES, Dr. Mardiana, mengungkapkan bahwa pola pengasuhan dan kurangnya informasi menjadi faktor utama di balik kesalahpahaman ini.
Baca Juga:
Nigeria Dilanda Krisis Gizi, OCHA Butuh Dana $300 Juta untuk Respons Darurat
"Kental manis berbahaya karena tinggi gula," kata Dr. Mardiana dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (14/9/2025).
Ia menambahkan bahwa konsumsi gula berlebihan dalam jangka panjang bisa menimbulkan masalah serius seperti pre-diabetes hingga gangguan fungsi ginjal.
“Informasinya belum semuanya tersampaikan ke seluruh masyarakat," ujarnya.
Baca Juga:
Kabar Baik, Jepang dan UNICEF Bantu 2.500 Anak Papua Lewat Program Makanan Bergizi
Seorang warga dari Kelurahan Sekaran, Gunung Pati, mengungkapkan bahwa ia memberikan kental manis hingga tujuh kali dalam sehari kepada anaknya.
Ia berasumsi produk itu adalah susu berdasarkan informasi di kemasan dan iklan.
"Saya baca di situ ada kata susu, ya jadi saya pikir memang susu. Di iklan juga tahunya susu,” ujar orang tua tersebut yang tidak ingin namanya dipublikasikan.