Keesokan harinya, pemeriksaan ulang menunjukkan bahwa hemoglobin pasien tetap rendah, sementara sel darah putih dan trombosit masih meningkat.
Dokter memutuskan untuk melakukan transfusi kedua pada 12 Februari 2025 pukul 10.30 WIB, yang juga berlangsung tanpa masalah.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Pelecehan Kembali Terjadi, Kali ini Menimpa Seorang Pasien di Malang
Namun, pada 13 Februari 2025, saat hendak melakukan transfusi ketiga, dilakukan pemeriksaan ulang yang mengungkap bahwa golongan darah pasien berubah menjadi A rhesus positif.
"Kami melakukan tiga kali pengambilan sampel darah baru untuk memastikan hasilnya. Ketiga pemeriksaan ulang menunjukkan bahwa golongan darah pasien adalah A rhesus positif," ungkap Ratih.
Pihak rumah sakit segera memberitahukan keluarga pasien dan melakukan investigasi.
Baca Juga:
Tetap Siaga: RSUD Wangaya Layani Pasien Darurat di Hari Raya Nyepi
Setelah ditelusuri oleh dokter spesialis patologi klinik dan dokter spesialis penyakit dalam, ditemukan bahwa semua prosedur pengambilan sampel, pengelolaan darah, serta pemantauan transfusi telah sesuai standar.
Menurut Ratih, perubahan golongan darah ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang mengeluarkan enzim tertentu sehingga mengubah antigen A menjadi antigen B.
"Secara ilmiah, perubahan golongan darah ABO dapat terjadi akibat infeksi. Bakteri dalam tubuh pasien menghasilkan enzim yang mengubah antigen A menjadi B, sehingga pemeriksaan awal menunjukkan golongan darah B. Jika infeksi teratasi, golongan darah akan kembali ke A," pungkasnya.