"Saat diperiksa di IGD, ditemukan cairan merembes dari lokasi pemasangan WSD. Secara klinis, pasien tampak kuning dengan bercak-bercak perdarahan tipis di bawah kulit, terutama di lengan, dada, dan perut," ujar Ratih.
Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya penumpukan cairan di paru-paru kanan serta pembesaran jantung.
Baca Juga:
Terkait Beredarnya Video Berisi Komplain Pasien, Ini Penjelasan Humas RSUD
Tes laboratorium juga mengungkap bahwa pasien mengalami peningkatan sel darah putih, hemoglobin rendah, reaktif terhadap hepatitis B, serta gangguan fungsi ginjal.
Pada 11 Februari 2025, pasien dipindahkan ke ruang rawat dan dijadwalkan menjalani transfusi darah sebanyak satu labu per hari.
Sesuai prosedur, petugas mengambil sampel darah pasien, mencatat identitasnya, dan mengirimnya ke PMI untuk pemeriksaan golongan darah serta pencocokan dengan darah pendonor.
Baca Juga:
Dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo: Nyeri Pinggang Bukan Pertanda Gagal Ginjal
"Hasilnya menunjukkan pasien memiliki golongan darah B rhesus positif, sesuai dengan darah pendonor. PMI kemudian menyerahkan darah tersebut kepada keluarga pasien untuk dibawa ke rumah sakit dan diberikan kepada petugas ruangan," jelasnya.
Sebelum transfusi, petugas kembali memeriksa kesesuaian nomor kantong darah dengan identitas pasien, memastikan gelang pasien sesuai dengan data rekam medis.
Transfusi pertama dilakukan pada 11 Februari 2025 pukul 15.30 WIB tanpa reaksi yang mencurigakan.