WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan launching project penanggulangan DBD dengan metode wolbachia yang berlangsung di Taman Agro Eduwisata GSG RW 07 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (4/10/2024).
Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto mengatakan, rangkaian persiapan pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD dengan metode wolbachia di Jakarta Barat telah dimulai sejak dinyatakan wilayah Kecamatan Kembangan, khususnya RW 07 Kelurahan Kembangan Utara, sebagai salah satu lokasi implementasi program tersebut.
Baca Juga:
Komisi D DPRD DKI: Bahan Bakar RDF Rorotan Bisa Redakan Kemacetan
"Pemilihan Jakarta Barat, terutama kecamatan Kembangan sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk aedes ber-wolbachia berdasarkan angka DBD yang tertinggi tahun 2023, dengan insiden rate 54,1 per 100 000 penduduk. Meski begitu, wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, warganya dikenal guyub dan suka bergotong royong. Sehingga secara prinsip warga di sini menerima dengan baik pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia," jelasnya.
Dalam implementasi teknologi wolbachia, lanjut Uus Kuswanto, Pemkot Jakarta Barat telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pemangku wilayah dan stake holder terkait, guna memastikan pemahaman tentang metode wolbachia.
"Kami juga melakukan pelatihan bagi para kader jumantik agar mereka yang merupakan bagian terdekat masyarakat dapat membantu pemahaman warga terhadap program ini," ujarnya.
Baca Juga:
Justin Adrian DPRD DKI: Menertibkan Hunian Liar untuk Antisipasi Jebol Tanggul
Selain sosialisasi dan edukasi, lanjut Uus, pihaknya juga melakukan pendataaan Orang Tua Asuh (OTA) yang dititipkan ember berisi telur-telur nyamuk aedes ber-wolbachia.
"Jumlah OTA di wilayah Jakarta Kembangan Utara sebanyak 1.185 orang. Mereka adalah warga yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember ber-wolbachia tersebut," tambahnya.
Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Yudhi Pramono mengatakan bahwa kasus DBD di Indonesia pada tahun 2023 berjumlah 114 ribu kasus dengan insiden rate 41 per 100 ribu penduduk. Sedangkan angka kematian berjumlah 894 orang.