Syahril juga melaporkan, 99 persen populasi di Indonesia telah memiliki antibodi terhadap SARSCoV-2 penyebab Covid-19, berdasarkan serologi survei (serosurvei) yang dilaksanakan Januari 2023.
"Setelah PPKM dicabut, parameter kasus tetap terkendali, meskipun terjadi gejolak lonjakan kasus di luar negeri," katanya.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Syahril mengimbau masyarakat jangan lengah, walau tata kelola Covid-19 sudah dibuat pemerintah, tapi memerlukan ikhtiar kesiapsiagaan di masa transisi menuju endemi.
"(Situasi darurat) bisa jadi muncul lagi, atau terjadinya varian baru yang menjadikan lonjakan kasus," katanya.
Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada dampak terhadap long Covid-19 yang dialami pada 30 persen populasi penyintas.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Pada acara yang sama, Technical Office Covid-19 EpiC Indonesia Drg.
Triftianti mengatakan EpiC merupakan proyek yang didanai USAID untuk mempercepat akses yang luas dan merata pada pelayanan vaksinasi Covid-19 yang aman dan efektif, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 melalui mitigasi penelusuran, memperkuat sistem kesehatan.
"EpiC Indonesia bekerja di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Papua," katanya. Bantuan teknis yang telah didistribusikan berupa hibah 1.000 unit ventilator mekanis Vyaire LTV.