Sementara itu, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Delmicron yang disebut sebagai varian baru tidaklah benar dan datanya tidak ada di GISAID.
GISAID Initiative merupakan organisasi nirlaba yang membagikan data virus influenza dengan cepat melalui mekanisme yang unik karena dapat diakses siapa pun, termasuk mengenai perkembangan varian baru dari virus SARS-CoV-2.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Dipastikan, hingga saat ini tidak ada varian yang terjadi atas perkawinan dua rekombinan dari varian Delta dan Omicron.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban telah menegaskan bahwa Delmicron bukanlah varian baru dari Covid-19.
Zubairi menuturkan, Delmicron merupakan istilah yang mengacu pada situasi lonjakan kasus Delta dan Omicron.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Delmicron bukanlah varian baru dari virus corona seperti Alpha atau Beta. Artinya, Delmicron cuma istilah yang mengacu pada situasi di mana Delta dan Omicron membuat lonjakan kasus di wilayah tertentu, kayak di Amerika. Di sana Omicron menyumbang 73% dari total kasus baru.
Sebagai tambahan informasi, Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara mengungkapkan istilah Delmicron bermula dari keterangan salah seorang anggota Satgas atau taskforce dari negara bagian Maharashtra di India Dr Shashank Joshi.
Dr Joshi berbicara mengenai situasi di mana varian Delta dan Omicron menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di wilayah tertentu, yang pada akhirnya munculah istilah tersebut. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.