WahanaNews.co | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
Sebagai bagian dari langkah tersebut, pihak rumah sakit menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) dengan mengundang tokoh masyarakat, Camat, Lurah, RW, dan RT, petugas kesehatan, serta media di Ruang Gendang, Gedung B Lt. 8 RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (21/11/2024).
Baca Juga:
Heru Budi Lantik dr. Dyah Eko Judihartanti Jadi Direktur RSUD Cengkareng
Direktur RSUD Cengkareng, dr. Dyah Eko Judihartanti menyampaikan sejumlah hal pengembangan pelayanan kesehatan yang telah dilakukan hingga program ke depan untuk menunjang pelayanan kesehatan kepada pelanggan loyal rumah sakit.
“Kami sampaikan banyak pengembangan pelayanan yang telah kita upayakan termasuk program atau layanan terbaru yang semuanya untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat,” kata dokter yang resmi dilantik menjadi direktur pada Juli 2024 lalu itu.
Salah satunya pengembangan yang telah dilakukan adalah penambahan tempat tidur pada layanan Critical Care ICU yang tahun sebelumnya hanya 8 di rumah sakit rujukan tingkat dua dalam regionalisasi sistem rujukan sejak 2015 hingga sekarang.
Baca Juga:
Polusi Udara di Jakarta Terus Memburuk, Begini Saran Dokter RSUD Cengkareng
Namun demikian, ia berharap masyarakat selalu sehat sehingga tidak sampai membutuhkan layanan critical care ICU tersebut.
“Harapannya semua sehat sehingga tidak sampai membutuhkan layanan critical care icu ini. Yang perlu diupayakan dan digalakkan adalah pencegahan atau preventif agar tidak sakit,” tambahnya.
Direktur RSUD Cengkareng, dr. Dyah Eko Judihartanti, M.A.R.S, FisQua (Foto: ist)
Ia juga menjelaskan RSUD Cengkareng sudah bisa dan siap mengakomodir apa yang menjadi program pemerintah saat ini yakni layanan medical check up (MCU) namun tidak sementereng layanan rumah sakit tipe A.
“Layanan MCU ini memang selama ini sudah ada, namun jika ternyata ada pasien yang perlu membutuhkan pelayanan yang lebih intensif dan rutin, kami pun siap di layanan rawat jalan,” tambahnya sembari meminta peserta undangan yang hadir untuk terus menyampaikan pengembangan pelayanan di RSUD Cengkareng ini kepada warga atau masyarakat.
Terkait program peningkatan layanan ke depan, dr. Dyah mengatakan sebanyak 400 tempat tidur rawat inap yang tersedia saat ini akan disesuaikan dengan regulasi kelas rawat inap standar.
“Ini pun kami upayakan untuk disesuaikan. Jadi minimal jumlah tempat tidur rawat inap di kelas 3 menjadi 4 tempat tidur dari sebelumnya ada ruangan yang memiliki 10 tempat tidur. Tahun depan tidak ada lagi itu. Semua jumlah tempat tidur di ruang rawat inap ada 4,” ungkapnya.
Upaya ini dilakukan RSUD Cengkareng selain untuk menyesuaikan regulasi yang ada, juga agar pasien lebih nyaman.
Selain itu, upaya lain yang telah dilakukan adalah ruangan IGD sudah lebih luas termasuk ruangan untuk penanganan pasien kanker, stroke, jantung, dan kesehatan ibu dan anak (KIA).
“IGD KIA juga sudah baru. Di IGD sudah langsung bisa tindakan operatifnya di lantai yang sama, dan pelayanan buka selama 24 jam selama 7 hari,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan RSUD Cengkareng pada 2025 akan menyediakan layanan magnetic resonance imaging (MRI) sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
Upaya pengembangan dan pelayanan yang terus dilakukan RSUD Cengkareng ini tentu membutuhkan masukan dan saran dari semua pihak agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengimbau agar masyarakat yang hendak berobat maupun mendaftar ke RSUD Cengkareng mau menggunakan sistem online lewat mobile JKN untuk mengurangi antrian atau penumpukan di rumah sakit.
Namun, ia melihat fasilitas pendaftaran mobile JKN ini kurang dimaksimalkan. Buktinya, masyarakat yang mau berobat atau periksa lebih senang menunggu di rumah sakit atau duduk-duduk pagi di area taman rumah sakit padahal jam periksanya pada siang hari.
“Memang ada keunikan, pelanggan-pelanggan kami ini lebih senang nunggu di RS meskipun sudah tahu waktu periksa agak siang tapi datangnya dari pagi. Ternyata mereka senang duduk-duduk pagi di area taman rumah sakit. Ini juga salah satu upaya kami untuk memberikan kenyamanan,” tambahnya.
Terakhir, dr. Dyah mengajak semua pihak untuk berkolaborasi memberikan masukan tidak hanya melalui forum resmi seperti FKP ini tapi juga melalui program-program lainnya bersama masyarakat sekitar.
Senada, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, dr. Erizon Safari dalam sambutannya mengatakan bahwa RSUD Cengkareng merupakan rumah sakit terbesar di Jakarta Barat yang keberadaanya sangat penting tidak saja untuk masyarakat Jakarta Barat namun juga untuk sebagian masyarakat di wilayah Jakarta Utara seperti Penjaringan dan Kapuk, bahkan Kepulauan Seibu.
“Karena itu yang terjadi saat ini, mau tidak mau RSUD Cengkareng menjadi sulit dan tidak bisa menolak pasien,” katanya.
Ia juga melihat RSUD Cengkareng begitu dicintai masyarakat. Mereka lebih senang menunggu dua hari di IGD, asal tetap di rumah sakit.
“Berarti mereka trust. Mereka percaya kepada RSUD Cengkareng,” ujarnya.
Satu hal yang perlu terus dilakukan adalah melakukan komunikasi yang baik kepada pasien atau keluarga terkait kendala yang dihadapi. Karena terkadang permasalahan pokok timbul karena komunikasi yang tidak tersampaikan dengan baik kepada pasien atau keluarga.
dr. Erizon juga mendukung perbaikan ruang rawat KRIS dengan 4 tempat tidur per ruangan karena pasti akan lebih baik untuk pasien.
Ia yakin RSUD Cengkareng terus berbenah dengan mendengarkan masukan dan feedback dari eksternal maupun internal sehingga mau bersama-sama melakukan perbaikan untuk memberikan pelayanan di rumah sakit menjadi lebih baik ke depan.
Selain dr. Dyah, turut hadir dr. Indra Setiawan H, Wakil Direktur RSUD Cengkareng menyampaikan profile dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
[Redaktur: Zahara Sitio]