WahanaNews.co | Pakar kesehatan China mengingatkan masyarakat di negara itu bahwa virus Corona varian Omicron lebih mematikan daripada virus influenza biasa.
Hingga Selasa lalu, Hong Kong melaporkan lebih dari 1,16 juta kasus positif dengan 8.136 kematian selama gelombang terakhir Omicron.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
"Itu berarti tingkat kematian akibat varian Omicron mencapai 0,7 persen, jauh lebih tinggi dari tingkat kematian flu biasa yang hanya 0,006-0,09 persen," kata Kepala Pakar Kesehatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC), Wu Zunyou, kepada pers di Beijing, Kamis (7/4/2022).
Menurut dia, jumlah kematian akibat gelombang kasus Covid-19 terakhir di Hong Kong jauh lebih tinggi daripada keseluruhan kematian selama empat gelombang Covid sebelumnya.
Kepala Departemen Infeksi Menular Rumah Sakit Universitas Peking, Wang Guqiang, mengatakan, kematian akibat Covid-19 di Hong Kong berkaitan erat dengan vaksinasi.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
Ia menyebutkan 3,2 persen kematian menimpapasien yang tidak divaksin, 0,96 persen terjadi di antara warga yang hanya menerima satu dosis vaksin, 0,14 persen di kalangan penerima dosis lengkap, dan 0,03 persen di antara mereka yang menerima vaksin penguat (booster).
Sementara wabah di Shanghai, kota yang paling parah terkena serangan Omicron hingga beberapa kali lockdown, ternyata didominasi oleh kasus tanpa gejala.
Otoritas kesehatan di Shanghai pada Selasa lalu menemukan 16.799 kasus baru tanpa gejala atau hampir 54 kali lipat kasus positif yang hanya 311.