Isu perundungan pada peserta PPDS mengemuka usai geger kasus bunuh diri dokter Aulia Risma Lestari yang diduga dipicu aksi perundungan. Aulia adalah mahasiswi PPDS anestesi Universitas Diponegoro (Undip).
Berdasarkan hasil visum, Polrestabes Semarang menyatakan korban Aulia menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya. Korban dipastikan meninggal akibat overdosis obat Roculax, jenis obat anestesi peregang otot saat tindakan operasi.
Baca Juga:
Pengurus TP PKK dan Kader PIK Dibekali Pengetahuan dan Informasi Pencegahan KDRT
Dalam kasus ini, polisi menemukan buku catatan harian Aulia yang mengungkapkan kesulitannya selama kuliah kedokteran. Ia pun menyinggung perlakuan senior-seniornya. Polisi mengaku belum menemukan bukti yang menjurus pada perundungan.
Sementara itu, Budi Gunadi justru menyebut bukti perundungan terhadap Aulia bisa dibuktikan dengan temuan sejumlah barang bukti berdasarkan hasil investigasi internal Kemenkes.
Bukti-bukti itu berupa tangkapan layar percakapan via WhatsApp, catatan dan beberapa rekaman yang tak ia rinci formatnya.
Baca Juga:
16 Calon Dokter Kunjungi Bupati Morut
"Itu kan PPDS itu dipanggil, kemudian diarahkan, diintimidasi, harus begini-begini, kan kita udah dapet juga rekamannya, sudah gamblang," tegasnya.
Selain itu, Budi juga sudah mengantongi catatan harian milik Aulia, bukti percakapan WhatsApp dengan ibu, adik, tante, termasuk mendiang ayahnya.
Dari titik ini, Budi melihat perundungan terhadap Aulia sudah jelas terbukti. Hasil investigasi telah ia serahkan ke kepolisian. "Yang saya lihat sudah jelas sekali," sambungnya menegaskan.