WahanaNews.co | Sebuah virus Oz menelan korban seorang wanita berusia 70-an. Ia meninggal dunia di Prefektur Ibaraki, timur laut Tokyo, Jepang setelah tertular virus Oz.
Pihak berwenang Jepang menyebut kasus kematian pertama di dunia ini diduga terinfeksi yang ditularkan oleh kutu.
Baca Juga:
Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Wanita itu pergi ke fasilitas kesehatan pada musim panas 2022, setelah mengalami gejala demam hingga kelelahan, menurut pemerintah prefektur dan kementerian kesehatan.
Dia didiagnosis menderita pneumonia, tetapi setelah kondisinya memburuk, dia dirawat di rumah sakit, dan ditemukan kutu yang membesar di paha kanan atasnya, kata pihak berwenang.
Wanita itu kemudian meninggal karena miokarditis, radang otot jantung, 26 hari setelah dia dirawat di rumah sakit.
Baca Juga:
Takumi Minamino Senang Namanya Sejajar dengan Legenda Jepang Shunsuke Nakamura
Sejauh ini, bidak ada vaksin untuk melawan virus Oz, yang belum ditemukan di luar Jepang, menurut National Institute of Infectious Diseases di Tokyo.
Lembaga tersebut mengatakan, terinfeksi virus belum tentu berakibat fatal, tetapi penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai gejala dan bahayanya.
Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2018 di kutu testudinarium Amblyomma yang ditemukan di prefektur barat Ehime. Meskipun mungkin ada kasus manusia dan hewan liar yang terinfeksi, belum ada konfirmasi tentang kemunculannya pada manusia sampai sekarang, kata pihak berwenang.
Virus Oz diperkirakan ditularkan melalui gigitan kutu, kata institut tersebut, dengan spesies yang ada di wilayah yang luas di Jepang.
Diketahui, antibodi telah ditemukan pada monyet liar, babi hutan dan rusa di Prefektur Chiba, dekat Tokyo, prefektur pusat Gifu dan Mie, prefektur barat Wakayama dan Yamaguchi, dan prefektur barat daya Oita.
Selain itu, dua pemburu di Yamaguchi juga dilaporkan positif antibodi, kata lembaga itu.
"Penting untuk menutupi kulit sebanyak mungkin saat memasuki daerah berumput, agar Anda tidak digigit kutu ini," ujar seorang pejabat di Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, melansir Kyodo News 23 Juni.
[Redaktur: Zahara Sitio]