WahanaNews.co | Orang yang suka marah-marah kerap diidentikkan dengan darah tinggi atau hipertensi.
Sebaliknya, hipertensi disebut-sebut punya ciri temperamen tinggi. Nah, apakah benar demikian?
Baca Juga:
IDAI: Hipertensi Bisa Jangkiti Anak-anak, Ini Sederet Risikonya
Lantas apakah ada hubungan hipertensi dengan marah-marah?
Menurut dr. Nurul Rakhmawati, Sp.N hal ini tidak selalu berkaitan. Emosi bisa saja meningkatkan sementara tekanan darah tinggi hanya untuk sementara.
"Tidak demikian juga tapi memang temperamen yang tinggi itu atau ketika kita emosional itu bisa saja inikan berhubungan dengan stres. Ya bisa saja menyebabkan tekanan darah tinggi, tapi sesaat bukan selamanya," katanya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Peneliti Ungkap Golongan Darah A Rentan Kena Stroke di Usia Muda
dr. Nurul juga kembali mengingatkan, hipertensi tidak mengenal usia atau jenis kelamin. Muda, tua, pria atau wanita memiliki risiko hipertensi yang sama.
Lalu menurut dokter Nurul, faktor keturunan bukan satu-satunya penyebab hipertensi. Gaya hidup menjadi salah satu faktor hipertensi.
"Artinya disini adalah pola hidup kita yang harus dibenerin, misalnya pasien tersebut sering memakanan yang terlalu asin atau makanan yang berkolesterol tinggi dengan faktor risiko selanjutnya ada diabetes juga, kemudian ada obesitas juga," katanya.