"Saya bagikan apa yang kami lakukan pada vaksinasi
lain, misalnya hepatitis B. Sebelum vaksin hepatitis B, akan dilakukan
screening apakah orang tersebut pernah terinfeksi atau sedang terinfeksi. Pada
kasus corona, kalau ada yang ingin melakukan tes COVID-19 silakan,"
jelasnya.
Tapi menurutnya, tes COVID-19 bagi penyintas yang akan
vaksinasi juga tidak perlu dijadikan kewajiban.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Takutnya dianggap membiniskan lagi. Selain itu, tidak
semua orang sanggup memeriksakan diri, kecuali dari pemerintah yang
melakukannya," tutur dr Koko.
Meski secara akademis dan sisi keamanan merekomendasikan
untuk tes virus corona, namun situasi dan kondisi di lapangan juga harus tetap
diperhatikan.
"Kembali lagi ke kondisi pasien dan bagaimana tim
vaksinator melakukan screening pada tekanan darah sampai suhu badan. Hasilnya
harus fit, jangan sampai lagi tidak fit tapi tetap divaksin," tutupnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.