WAHANANEWS.CO, Jakarta - Angka penderita diabetes di Indonesia menunjukkan peningkatan yang sangat mencolok.
Berdasarkan data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF), jumlah diabetesi di tanah air melonjak hingga 179 persen dalam kurun waktu lebih dari satu dekade, mencapai 20,4 juta jiwa pada tahun 2024.
Baca Juga:
Risiko Penyakit Jantung Mengintai Usia Muda, CKG Temukan Banyak Kasus Hipertensi
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerhati kesehatan, khususnya karena tren ini juga mulai menjangkiti kelompok usia produktif yang kerap mengabaikan kesehatan akibat kesibukan kerja.
“Lonjakan jumlah diabetesi di Indonesia menjadi pengingat bahwa langkah preventif perlu dimulai sedini mungkin. Terutama, bagi generasi produktif yang terjebak rutinitas padat," kata Nita Novita, Senior Brand Manager Diabetasol, Senin (8/9/2025).
Lebih lanjut, Nita menjelaskan bahwa pertambahan angka penderita diabetes yang signifikan tersebut mencerminkan lemahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala dan pola hidup sehat.
Baca Juga:
Kaki Dikerumuni Semut Disebut Tanda Diabetes, Mitos atau Fakta?
"IDF menunjukkan jumlah diabetesi di Indonesia melonjak 179 persen. Angkanya mencapai 20,4 juta jiwa pada tahun 2024 dari 7,3 juta jiwa di tahun 2011," ucapnya.
Sebagai bagian dari upaya mendukung pencegahan diabetes, Kalbe Nutritionals melalui merek Diabetasol terus menggaungkan kampanye kesadaran bertajuk ‘Stand by You’.
Kampanye ini menyasar generasi usia produktif yang dinilai rentan terhadap risiko diabetes akibat gaya hidup tidak seimbang.
Menurut Nita, komitmen tersebut diwujudkan dalam program bertajuk ‘Bahagia Bareng Dia’, yang mengusung konsep "goes to office".
Program ini tidak hanya menyuguhkan pemeriksaan gula darah secara gratis, tetapi juga menawarkan beragam aktivitas edukatif dan interaktif langsung di lingkungan kerja.
Sementara itu, dr. Laurencia Ardi, selaku Health Communicator Kalbe Nutritionals, menekankan bahwa diabetes sering kali tidak menunjukkan gejala di tahap awal, sehingga kerap tidak disadari oleh penderitanya, termasuk kalangan muda.
"Kami ingin memastikan pesan ini sampai kepada generasi produktif. Sekaligus, mengajak mereka untuk tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga orang-orang terdekatnya," ujarnya.
Kampanye ini diharapkan dapat mendorong perubahan pola pikir masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat demi mencegah berkembangnya diabetes di usia produktif, yang dapat berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas nasional dalam jangka panjang.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]