WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tren berolahraga dengan kondisi perut kosong atau dikenal sebagai fasted cardio semakin populer belakangan ini.
Banyak orang percaya bahwa berolahraga tanpa asupan makanan terlebih dahulu dapat mempercepat pembakaran lemak.
Baca Juga:
Menkes Soroti 250 Ribu Kematian Kardiovaskular, Protokol Terapi Diminta Diperkuat
Namun, seberapa akurat klaim tersebut? Berikut penjelasannya.
Mengutip Healthline, ketika seseorang berolahraga setelah berpuasa misalnya setelah tidur semalaman tubuh cenderung memanfaatkan simpanan lemak sebagai sumber energi.
Kondisi ini terjadi karena kadar glukosa darah serta glikogen di otot berada pada level yang lebih rendah dibandingkan saat tubuh memiliki asupan makanan.
Baca Juga:
RSCM Luncurkan Panel Genetik MODY untuk Perkuat Deteksi Dini Diabetes Usia Muda
Ketika kalori di saluran cerna minim, tubuh memang mengambil energi dari cadangan yang tersimpan.
Inilah yang kemudian memunculkan anggapan bahwa berolahraga dalam kondisi perut kosong dapat mempercepat penurunan berat badan.
Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jumlah kalori dan lemak yang terbakar sebenarnya tidak jauh berbeda antara berolahraga dalam keadaan puasa maupun setelah makan.
Efektivitasnya masih menjadi perdebatan, dan cara ini tetap memiliki risiko jika dilakukan tanpa memperhatikan kondisi tubuh.
Sebagian orang dapat mengalami gejala seperti pusing, gemetar, atau tubuh terasa lemas ketika memaksakan diri berolahraga tanpa makan terlebih dahulu.
Pada individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, risiko hipoglikemia pun meningkat saat beraktivitas fisik dalam kondisi perut kosong.
Dikutip dari Alodokter, tubuh rentan kekurangan energi bila dipaksa berolahraga tanpa asupan makanan.
Akibatnya, seseorang bisa lebih cepat merasa lelah dan lesu sehingga sesi latihan tidak berjalan optimal.
Secara umum, fasted cardio mungkin memberikan dorongan pembakaran lemak dalam jangka pendek.
Namun, manfaat jangka panjangnya belum terbukti lebih unggul dibandingkan olahraga setelah makan dengan asupan yang tepat.
Karena itu, disarankan memilih pola olahraga yang sesuai dengan tujuan pribadi dan kondisi tubuh.
Dengarkan kebutuhan tubuh, pahami batasan, dan pertimbangkan risiko yang mungkin muncul saat berolahraga dengan perut kosong.
Para ahli juga menganjurkan untuk tetap mengonsumsi makanan bernutrisi 2–3 jam sebelum berolahraga, seperti buah, roti tawar, atau energy bar agar tubuh memiliki energi yang cukup.
Di samping itu, pastikan kebutuhan cairan harian tetap tercukupi agar performa olahraga tetap maksimal.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]