“Kami melakukan intervensi gizi bagi 20 anak di Salatiga,” ujarnya.
Dari total penerima intervensi tersebut, sebanyak 16 anak berhasil keluar dari status stunting berkat pemantauan dan pemberian gizi yang dilakukan secara rutin.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN IP dan BKKBN Jabar Dorong Peningkatan Kompetensi ’Tamasya’
Adapun empat anak lainnya belum dapat pulih karena kondisi disabilitas bawaan.
Intiyas menjelaskan bahwa intervensi yang dilakukan mencakup pendampingan menyeluruh, tidak hanya terkait gizi tetapi juga kondisi emosional keluarga.
“Kami memantau langsung setiap hari agar perubahan benar-benar terjadi,” kata Intiyas.
Baca Juga:
25 Persen Anak Usia Dini Belum Terlindungi Jaminan Kesehatan, BKKBN Dorong Akselerasi Program 3 Zeros
Pemberian makanan bergizi dilakukan dengan metode home delivery, di mana tim UKSW mengantarkan makanan langsung ke rumah keluarga sasaran.
“Makanan itu kami siapkan dan ditunggu hingga benar-benar dimakan,” katanya.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan anak benar-benar mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan.