WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah unggahan viral di media sosial X menyebut bahwa kamar lembap dan penggunaan pengharum ruangan semprot dapat menyebabkan pneumonia.
Dalam postingan yang dibagikan akun X @tany*** pada Senin (14/4/2025), pengunggah mengaku didiagnosis pneumonia karena kamarnya lembap dan pengaruh dari pengharum ruangan semprot.
Baca Juga:
Ketua Satgas PAPDI: Komorbiditas dan Gaya Hidup Buruk Perparah Pneumonia Dewasa
"Jaga kesehatan gais. Sender habis didiagnosis pneumonia gara-gara kamar lembab dan sering pake pengharum ruangan yang semprotan," tulis pengunggah.
Lantas, benarkah kamar yang lembap dan pengharum ruangan semprot bisa menyebabkan pneumonia?
Spesialis paru dr Agus Susanto, menjelaskan bahwa pneumonia tidak bisa terjadi semata-mata karena kamar yang lembab dan pengharum ruangan semprot. Banyak faktor lain yang dapat menjadi pemicu dari penyakit pneumonia.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Batuk Biasa dengan Pneumonia
"Banyak faktor lain, tapi itu (kamar lembap dan pengharum ruangan) termasuk risiko. Tapi, risiko itu kan bisa diminimalisasi," kata dr Agus saat dilansir detikcom, Rabu (16/4/2025).
dr Agus menjelaskan pneumonia merupakan infeksi pada jaringan parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, virus, dan mikroorganisme lainnya. Itu terjadi saat mikroorganisme masuk ke dalam paru-paru secara terinhalasi atau terhirup dari lingkungan yang ada di masyarakat.
"Mikroorganisme ini bisa menular dari orang sekitar yang sakit infeksi paru, atau lingkungan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme," terangnya.
Namun, hal yang sangat perlu diperhatikan untuk mencegah timbulnya masalah pada sistem pernapasan adalah kualitas udara di kamar. Saat kualitas udara di ruangan tidak baik, maka akan berdampak pada kesehatan.
Menurut dr Agus, aliran udara tidak bagus akan berdampak pada udara yang ada di dalam kamar, sehingga menyebabkan kelembapan. Jadi, perlu adanya ventilasi udara agar sirkulasi udara di dalam kamar bisa bertukar dengan baik.
Terkait pengharum ruangan, dr Agus mengatakan boleh saja digunakan asalkan tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya dan memperhatikan kelembapan di dalam ruangan.
"Sebaiknya, kalau kita menggunakan pengharum ruangan, aspek kelembapan dan aspek sirkulasi udara itu harus betul-betul bagus supaya tidak ada akumulasi. Kalau sudah keluar kan, ruangannya wangi, tidak numpuk-numpuk," jelas dr Agus.
"Kalau dia keluar terus (partikel pengharum ruangan) dan tidak ada sirkulasi baru, lama-lama akan menumpuk terlalu banyak," sambungnya.
Sebagai sirkulasi udara, bisa dengan menggunakan air conditioner (AC) atau sirkulasi alami dengan jendela yang dibuka.
"Yang penting bukan kamar yang tertutup, tidak ada sirkulasinya, itu kurang bagus karena tidak mendispersi udara," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]