WahanaNews.co | Lantaran kasus virus mematikan, Ebola, di negara Uganda melonjak, Presiden Uganda Yoweri Museveni umumkan keputusan penguncian wilayah (lockdown) selama tiga pekan pada Sabtu (15/10).
"Saya kini mengambil keputusan sebagai berikut, pergerakan saat ini ke dalam dan keluar Distrik Mubende dan Kassanda kini dilarang," kata Museveni, dikutip dari AFP.
Baca Juga:
Lima Tahun Setelah COVID-19: WHO Desak China Berbagi Data, Ini Jawabannya
"Jika Anda berada di Distrik Mubende dan Kassanda, tetaplah di sana selama 21 hari," lanjutnya.
Sebagaimana dilansir AFP, warga dilarang masuk dan keluar dari kedua daerah tersebut, tetapi truk kargo masih diizinkan beroperasi di sana.
Museveni juga mengungkapkan pemerintah akan menerapkan jam malam di daerah itu. Tempat ibadah, bar, pusat kebugaran, dan tempat hiburan lain akan ditutup. Namun, sekolah di dua distrik itu masih dibuka.
Baca Juga:
'Ngamuk' di Jepang, Strain KP.3 COVID-19 Lebih Menular Dibanding JN.1
"Berdasarkan tingkat keseriusan masalah dan mencegah penyebaran dan melindungi kehidupan masyarakat, pemerintah mengambil kebijakan ekstra yang membutuhkan partisipasi dari kita semua," kata Museveni, dikutip dari CNN.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Uganda bakal meningkatkan upaya pelacakan kontak dan bantuan ke fasilitas kesehatan lokal.
Kemenkes Uganda juga menuturkan sudah ada 19 kematian dan 58 kasus Ebola yang terkonfirmasi sejak 20 September lalu. Kasus Ebola dalam penyebaran kali ini terdeteksi pertama kali pada 20 September.