WahanaNews.co | Sejumlah menu takjil atau buka puasa yang mengandung boraks hingga formalin diamankan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Berdasar data BPOM, takjil mengandung formalin paling tinggi ditemukan di masyarakat. Sedangkan takjil mengandung boraks paling sedikit kasusnya.
Baca Juga:
Polda Sulsel Tetapkan Tiga Tersangka Peredaran Kosmetik Berbahaya di Makassar
"Hasil pengawasan kami pada 2022 ini, dari 7.200 sampel takjil yang diperiksa, sebanyak 109 (1,51%) sampel takjil mengandung formalin, Rhodamin B (0,45%), dan mengandung boraks (0,34%)," papar Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Senin (25/4/2022).
Di kesempatan itu, Penny pun menyampaikan bahwa dari 7.200 takjil yang diperiksa, semuanya tidak ada yang mengandung Methanil Yellow atau pewarna kimia yang tidak diperuntukkan untuk makanan, melainkan cat dan tekstil.
"Temuan BPOM ini pun jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 0,26%. Artinya, sudah semakin sedikit oknum nakal yang menjual takjil berbahaya," terangnya.
Baca Juga:
Awas! 6 Produk Kosmetik Sulsel Terbukti Mengandung Merkuri
Meski begitu, karena masih ada kasusnya di masyarakat BPOM memastikan akan terus melakukan pengawasan agar menjamin apa yang dimakan atau diminum masyarakat tidak berbahaya bagi kesehatan mereka.
Dalam kesempatan itu juga Penny mengimbau kepada masyarakat agar berani melaporkan jika menemukan panganan yang tidak memenuhi ketentuan, termasuk takjil yang tidak sehat.
"Masyarakat bisa melaporkan temuan, tentu dengan bukti yang kuat dan jelas, ke BPOM Mobile atau telepon langsung ke BPOM di nomor 1-500-533," tambah Penny. [rsy]