WAHANANEWS.CO, Jakarta - Flu Singapura kembali menjadi sorotan, terutama di kalangan orang tua yang memiliki anak kecil.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus enterovirus dan umumnya menjangkiti anak-anak melalui jalur oral-fekal.
Baca Juga:
Polisi Beberkan Hasil Autopsi Sementara Kasus Wartawan Tewas di Jakarta Barat
Penularannya juga bisa terjadi melalui udara atau kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, seperti air liur, feses, maupun cairan dari lepuhan kulit.
Penyakit ini sangat mudah menyebar, khususnya di lingkungan seperti tempat penitipan anak dan sekolah, di mana anak-anak sering bersentuhan langsung satu sama lain.
Flu Singapura bisa menjadi cukup serius apabila anak mengalami radang tenggorokan atau sariawan yang membuatnya kesulitan minum, sehingga berisiko mengalami dehidrasi.
Baca Juga:
Kasus Kanker Penis di Dunia Meroket, Ribuan Pasien Diamputasi
Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, Selasa (29/4/2025), gejala awal flu Singapura biasanya ditandai dengan demam tinggi yang mencapai 38–39 derajat Celsius.
Masa inkubasi virus berlangsung antara tiga hingga enam hari sebelum demam muncul dan biasanya berlangsung selama satu hingga dua hari.
Setelah fase demam, anak-anak akan merasakan gejala lain seperti tidak enak badan, batuk, sakit perut, serta nyeri pada tenggorokan dan mulut.