"Iya usia 2, 8 dan 11 tahun," jelas Nadia.
"Hepatitisnya belum diketahui penyebabnya, dan bersamaan Covid-19 harus diwaspadai. Terutama karena menyerang anak-anak ini, jangan sampai angka kematian menjadi meningkat, apalagi pada kelompok lansia," sambungnya.
Baca Juga:
Kemenkes: Pasien Hepatitis Misterius Meningkat Jadi 16 Orang
Lantas seperti apa gejalanya Kemenkes mengungkapkan pada kasus Hepatitis akut yang terjadi menyasar anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Sementara untuk, gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Di mana besar kasus, tidak ditemukan adanya gejala demam.
Nadia pun mengimbau untuk segera memeriksakan anak bila bergejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran.
Baca Juga:
Hepatitis Akut Misterius Diduga Kembali Bawa Korban, Dinkes: yang Meninggal Ada 5 Orang
Perlu diketahui, WHO pertama kali menerima laporan, pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology), pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.