WahanaNews.co | Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ikut mengungkap siapa sosok Siti Elina, perempuan yang nekat terobos masuk ke Istana Negara sambil membawa senjata api (senpi) jenis FN.
Menurut Direktur Pencegahan BNPT, R Ahmad Nurwakhid, dari penelurusan profil sementara, Siti Elina memang memiliki pemahaman yang radikal serta pendukung salah satu ormas radikal HTI, yang telah dibubarkan pemerintah.
Baca Juga:
2 Teroris Afiliasi JAD dan ISIS Ditangkap Densus 88 di Bima NTB
Bahkan, kata Nurwakhid, Siti Elina juga diketahui sering memposting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya (medsos).
“Pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor yang lain,” kata Nurwakhid kepada awak media, Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Lebih lanjut, Nurwakhid menegaskan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan peristiwa baru.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Bekasi
Peristiwa ini mengingatkan pada ancaman bom di istana yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016 silam.
“Salah satu calon pengantin yang ingin melakukan aksi di istana terlebih dahulu diamankan oleh Densus 88 yang juga pelakunya adalah perempuan, Dian Yuli Novi dan ada juga Zazkia Aini yang melakukan penyerangan ke Mabes Polri pada tahun 2021,” ujarnya.
Sebelumnya, Polisi menangkap seorang perempuan bercadar yang mencoba menerobos masuk ke dalam Istana Presiden, Jakarta Pusat, dengan membawa senjata api (senpi) jenis FN. Kejadian itu terjadi pada Selasa, 25 Oktober 2022, sekira pukul 07.00 WIB. [Tio]