"Katanya dia (korban) akan meneriaki saya maling kalau saya enggak bayar Rp 700. Saya enggak punya uang, makanya saya panik," ujar AJ.
Pelaku mengklaim baru pertama kalinya melakukan open BO, dan langsung berujung maut. "Baru itulah, awalnya kami sepakat bayarannya Rp 500 ribu, tapi korban minta tambah, saya enggak ada uang lagi," katanya.
Baca Juga:
Motif Penyekapan Wanita di Apartemen Jakpus: Pelaku Kecewa Open BO Minta Tambah Uang
Sementara itu, Ansori (65) ayah korban, saat ditemui di RS Bukit Asam Medika Tanjung Enim mengatakan korban baru pulang ke Palembang tiga hari yang lalu.
"Korban itu anak saya, kami tinggal di Palembang, di Tanjung sini anak saya ngontrak, baru tiga hari yang lalu dia pulang dari Palembang kembali ke Tanjung sini. Saya tidak menyangka akan bertemu kembali dengan dia dalam keadaan dia seperti ini," kata Ansori.
Firasat Anak
Baca Juga:
Malang Nasib ABG di Lampung, Niat Cari Kerja Biaya Berobat Ibu Malah Dijual dan Disetubuhi
Menurut Ansori, korban memiliki tiga orang anak, dan sudah ditinggalkan suaminya. "Sehari sebelum dia meninggal, anaknya itu selalu merengek setiap kali telponan dengan korban untuk menyuruh korban pulang saja ke Palembang dan tidak usah kembali ke Muaraenim, mungkin karena akan ada kejadian seperti ini, jadi anaknya sudah dapat firasat. Kalau saya firasat yang aneh-aneh itu tidak ada, hanya saja, beberapa hari ini saya merasa gelisah sekali, sebenarnya saya sudah berfikir untuk menyuruh korban mantap di Palembang saja sambil buka usaha, biar dia bisa dekat terus dengan anak-anaknya, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain," ungkapnya.
Dirinya juga berharap kepada pihak yang berwajib untuk dapat menghukum pelaku dengan seadil-adilnya.
"Anak saya sudah tiada, saya berharap semoga pihak yang berwajib memberikan keadilan yang seadil-adilnya kepada kami dalam menghukum pelaku," tegasnya Kapores Muaraenim, AKBP Andi Supriadi melalui Kapolsek Lawang Kidul, Kapolsek Lawang Kidul Iptu Charlie Romisius Simanjuntak, membenarkan motif pelaku membunuh korban karena panik.