Kemudian, Husen telah berhenti kerja di warmindo itu sekitar bulan Februari lalu. Meski begitu, dia masih sering mampir ke tempat lamanya bekerja.
Dirinya juga sering dicurhati termasuk permasalahan dengan bosnya yang dianggap galak. "Sebelum kejadian itu dia pernah cerita pernah dipukulin. Aku pernah lihat kok di tangannya sundutan rokok," ucap Jesi.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Motif Ivan Sugianto Paksa Siswa SMA Sujud-Menggongong
Jesi juga bercerita bahwa selama menjadi rekan kerja, Husen sering curhat kepada dirinya. Hal yang masih diingatnya adalah terkait masalah keluarga. Husen menganggap keluarganya sudah tak ada lagi. Jesi menyebut Husen pernah berkata hanya menganggap ibunya sebagai keluarga.
"Keluarganya sudah nggak ngurusi, dia pernah bilang 'keluargaku yang aku anggap ibukku aja. Kakakku, adekku nggak tak anggap'. Tapi ibuknya sudah enggak ada kan," terangnya.
Ia menduga setelah pembunuhan itu, Husen sempat mampir ke warmindo. Namun, pada Jumat (5/5) malam itu, tak ada pegawai yang sempat banyak mengobrol dengan Husen karena sedang ramai.
Baca Juga:
Korupsi Suap Proyek Jalur Kereta, KPK Tetapkan Pejabat BPK Jadi Tersangka
Husen datang dan sempat memberikan Jesi satu bungkus rokok. Namun, rokok itu ditolak karena Jesi menganggap Husen tak memiliki uang lebih.
"Dia ke sini aku di belakang soalnya di sini ramai, itu komunikasi terakhir," ujarnya. Jesi mengatakan Husen datang dengan wajah tak biasa.
Jesi menganggap Husen sedang memiliki banyak beban. "Aku bisa melihatnya, bukan kayak orang bingung, lebih kayak ada beban, aku kasian aslinya, nggak kayak biasanya," imbuhnya.