Kasmito juga mengakui dia sudah mengincar maling yang kerap masuk ke pekarangan perkebunan dan kolam milik majikannya itu. Jika ditotal, ada lebih dari dua kali maling mengambil ikan.
Namun, ia tidak tahu, Marjani yang dia bacok itu apakah maling yang juga melakukan perbuatan yang sama di malam-malam sebelumnya atau bukan. Musababnya, ini kali pertama dia memergoki maling ikan.
Baca Juga:
Kemensos Lakukan Pendampingan Menyeluruh Kasus Rudapaksa di Demak Jateng
"Sekali, dua kali, tiga kali (kehilangan). Ingin tahu orangnya, penyakitnya, ikan hilang itu, pencurinya. Iya, sudah tiga kali (kehilangan). Orangnya sama juga tidak tahu. Orang itu (Marjani) saya tidak tahu, apa adanya," terangnya.
Kasmito menjelaskan, pada malam hari itu, Marjani semula berada di kolam hendak mengambil ikan yang sudah mati karena disetrum. Lalu, dia meminta Marjani naik ke atas. Namun, pada saat itu Marjani mengarahkan alat setrum ke kakinya.
"Soalnya itu kan (Marjani) di dalam air. Saya suruh mentas (naik) malah main setrum. Saya bela diri. Sekali itu saya panas, terus bacok, ini ndak kuat (punggung Marjani ndak kuat) kalau kuat ya mau nyetrum lagi. Saya sudah sampai loncat dua kali, itu orangnya jangkol batang pohon jambu. Itu hanya ndeprok, tidak kuat. Kalau kuat ya saya diburu," terangnya.
Baca Juga:
Pemkab Demak Siap Tanam Padi Serempak Oktober 2024, Bergantung Air Waduk
Kasmito mengatakan usai Marjani terkapar, ia mendekat menanyakan alamat asalnya. Ia terkejut ternyata asal pencuri tersebut merupakan warga Demak juga. Namun beda kecamatan.
Marjani diketahui tinggal di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Demak. Jaraknya sekitar 19 kilometer dari Desa Pasir, Kecamatan Mijen. [qnt]