"Memang kita ada rencana sama keluarga untuk buat laporan hukum ke polisi, Polda Metro Jaya mengenai pemakaian surat palsu. Itu rencananya hari Senin, hari ini (kemarin-red). Sedangkan anak-anak beliau tidak tinggal satu rumah jadi kurang tahu. (Laporan) belum terlaksana, tapi kan ini prosesnya udah lama. Memang selama ini sebatas keperdataan aja," paparnya.
Freddy juga mengungkapkan semasa hidupnya korban tidak pernah menerima teror. Korban tidak pernah sekalipun merasa diancam keselamatan nyawanya.
Baca Juga:
Eks Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Ungkap 4 Saksi Lihat Vina-Eky Tewas Kecelakaan di Flyover
"Kalau teror tidak ada, tidak ada kejadian kejadian yang membuat almarhum itu seperti dikejar-kejar atau dibunuh tidak ada," tuturnya.
Keluarga Menilai Ada Kejanggalan
Keluarga menilai ada kejanggalan terkait pengejaran yang berujung pengeroyokan korban. Pihak keluarga menilai kejadian ini bukan spontanitas.
"Dari peristiwa iring-iringan itu kita melihat semuanya tidak terjadi secara spontan. Pertama, ada bagian yang teriak-teriak provokasi, 'maling...maling' terus memprovokasi sepanjang jalan. Dan kalau kami memperhatikan itu bukan hanya teriak memprovokasi, tapi motornya itu mengarahkan supaya mobil dari almarhum ini berjalan ke arah yang dia kehendaki, sepertinya ini sengaja digiring ke tempat tersebut kalau kita lihat videonya," bebernya.
Baca Juga:
Ungkap Kasus Pembunuhan, LP3BH Manokwari Apresiasi Kinerja Kapolresta Manokwari
Sementara keluarga juga menaruh kecurigaan kepada orang-orang yang mau diajak untuk mengejar korban. Apalagi kejadian itu sengaja direkam dan diviralkan.
"Ada orang yang membuat video, khusus membuat video dan memviralkannya. Yang ketiga, yang paling belakang dari semua iring-iringan paling belakang dia kalau ada orang-orang yang nongkrong langsung disamperin 'Bang...ayok Bang, ikut Bang, itu orang maling kita kejar sama-sama' gitu. Dan kami punya beberapa saksi yang bisa menceritakan hal tersebut," tuturnya.
Penjelasan Polisi