Hal ini mungkin terjadi dalam perebutan hak asuh. Motif ini seperti yang tercermin dalam pembunuhan di Jagakarsa, di mana ayah anak tersebut menulis pesan "Puas Bunda Tx For All' di lantai rumah lokasi pembunuhan.
4. Kelompok Altruistik
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
Berbeda dengan tiga motif sebelumnya, kelompok yang jauh lebih kecil dari individu yang dinyatakan tidak bersalah karena alasan kegilaan dan mereka yang melakukan bunuh diri cenderung memiliki motivasi altruistik atau "psikotik akut".
Dalam pembunuhan altruistik, orang tua mengambil tindakan membunuh anak mereka karena perasaan cinta.
Penelitian lebih lanjut menggambarkan bahwa ibu atau ayah mungkin mengalami kondisi psikotik atau depresi pada saat tersebut, di mana mereka kehilangan kontak dengan realitas.
Baca Juga:
Psikolog Sebut Hukuman Fisik Bukan Cara Tepat Perbaiki Perilaku Anak
Apabila orang tua tersebut mengalami kondisi psikotik, mereka mungkin memiliki delusi bahwa anak mereka akan menghadapi nasib yang lebih buruk daripada kematian.
Oleh karena itu, mereka meyakini bahwa membunuh anak mereka dengan cara yang dianggap "lembut" akan menyelamatkannya dari konsekuensi yang lebih buruk.
Motif ini mencakup kasus seperti yang dilakukan oleh seorang guru SD di Malang yang mengajak anak kesayangannya untuk bunuh diri setelah terjerat utang.