WahanaNews.co, Jakarta - Belakangan ini, kasus pembunuhan anak oleh orang tua atau yang dikenal sebagai filisida, termasuk bunuh diri, semakin banyak terjadi.
Misalnya saja, pembunuhan empat anak oleh ayah kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, serta guru yang melakukan bunuh diri bersama anaknya di Malang.
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
Kasus lain yang viral di media sosial adalah seorang ayah yang membanting anak sampai tewas di Penjaringam, Jakarta Utara.
Fenomena seperti ini tidaklah jarang terjadi. Melansir Republika.co.id, menurut sebuah studi yang didukung oleh National Institute of Health, sekitar 15 persen dari penangkapan pembunuhan selama periode 32 tahun bersifat filisida.
Susan Hatters Friedman, seorang psikiater reproduksi dan profesor psikiatri forensik di Case Western Reserve University di Ohio, menyatakan bahwa ada berbagai alasan yang berbeda mengapa orang tua membunuh anak-anak mereka.
Baca Juga:
Psikolog Sebut Hukuman Fisik Bukan Cara Tepat Perbaiki Perilaku Anak
Pembunuhan anak oleh orang tua seringkali memiliki latar belakang yang lebih kompleks daripada yang terlihat pada awalnya.
Penelitian ilmiah telah mengidentifikasi motivasi di balik tindakan orang dewasa yang membunuh anak-anak.
Dr. Phillip Resnick, yang pada tahun 1969 memberikan kesaksian dalam persidangan Andrea Yates, menjelaskan lima motif utama pembunuhan anak oleh orang tua, baik ayah maupun ibu.