WAHANANEWS.CO, Lombok Utara - Satu per satu potongan puzzle dalam kasus kematian tragis Brigadir Nurhadi mulai tersusun.
Peristiwa yang terjadi di kolam renang sebuah vila mewah di kawasan Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini memasuki babak baru dengan penetapan tiga tersangka, termasuk seorang perempuan berinisial M yang diketahui bukan berasal dari NTB.
Baca Juga:
Tersandung Kolam Renang Rp1 Miliar, Mantan Kades Gemarang Ditahan
M diduga berada di lokasi saat insiden terjadi dan kini menjadi salah satu tersangka. Namun, hingga kini Polda NTB belum secara resmi mengungkapkan peran masing-masing dari ketiga tersangka.
Pengacara M, Yan Mangandar Putra, memberikan keterangan tentang kronologi dari sisi kliennya.
Menurut Yan, sebelum jasad Brigadir Nurhadi ditemukan di dasar kolam renang, M melihat beberapa gerak-gerik mencurigakan dari Ipda HC, yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Juga:
Terkait Kematian Anggota di Gili Trawangan, Polda NTB Pecat Dua Perwira
Malam itu, kelimanya, Kompol YG, Ipda HC, M, MP, dan Brigadir Nurhadi, berkumpul di Vila Tekek. Mereka disebut berpesta sambil berendam di kolam renang.
"Diduga kuat mereka saat itu mengonsumsi obat terlarang dan berada dalam kondisi kehilangan kesadaran," kata Yan.
Dalam suasana pesta itu, menurut keterangan M, Brigadir Nurhadi sempat menggoda MP, yang kemudian diingatkan oleh M. Pesta tersebut berakhir sekitar pukul 18.20 Wita.
Setelah itu, Ipda HC dan MP kembali ke hotel, sementara Kompol YG masuk ke kamar. M masih berada di tepi kolam, dan Brigadir Nurhadi tetap berendam.
Dalam keadaan setengah sadar, M sempat merekam video Brigadir Nurhadi di dalam kolam.
“Ini menarik, ada sisi kosong antara pukul 18.20–19.55,” kata Yan.
Ia menjelaskan bahwa M melihat Ipda HC datang kembali ke vila, bermain ponsel sambil berendam, bahkan melakukan video call. HC sempat muncul kembali di teras vila dua kali berikutnya, tetapi tidak masuk ke dalam.
Saat M bertanya apakah perlu membangunkan Kompol YG, HC menjawab bahwa tidak perlu. Namun karena merasa janggal, M tetap membangunkan YG lalu masuk ke kamar mandi selama kurang lebih 20 menit.
Saat keluar, tepat pukul 21.00 Wita, M berteriak histeris ketika melihat tubuh Brigadir Nurhadi berada di dasar kolam.
“YG kemudian berlari masuk ke dalam kolam dan mengangkat tubuh Nurhadi, dibantu oleh M yang berdiri di atas kolam,” ujar Yan.
Kompol YG juga sempat memberikan napas buatan dan menekan jantung Nurhadi, sambil menghubungi Ipda HC. HC lantas menelepon tenaga medis untuk segera datang ke lokasi.
Tak lama, dokter datang dan menyatakan kondisi korban sudah sangat kritis.
Brigadir Nurhadi sempat dilarikan ke klinik, namun nyawanya tidak tertolong.
Yan menyatakan bahwa seluruh rangkaian peristiwa ini menunjukkan adanya celah waktu dan aktivitas mencurigakan yang patut ditelusuri lebih lanjut, khususnya soal peran HC yang tiga kali terlihat mendatangi vila dalam waktu berbeda.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]