WahanaNews.co, Jakarta - Serangan terhadap sektor keuangan semakin meningkat, termasuk melalui aplikasi mobile banking yang menargetkan pengguna Android.
Tahun lalu, serangan trojan mobile pada pengguna Android mencapai 32 persen, dengan Bian.H sebagai yang paling banyak digunakan, mencapai 22 persen.
Baca Juga:
Mobile Banking Jadi Target Penjahat Siber, Ini Jurus Lawan Modus Kuras Rekening
Tiga negara yang paling banyak menjadi target serangan adalah Afghanistan, Turkmenistan, dan Tajikistan.
Modus lain dalam sektor keuangan adalah phishing, yang menyerang baik perorangan maupun korporat. Jumlah serangan ini juga cukup tinggi, dengan pengguna individu mencapai 30,68 persen dan pengguna korporat 27,32 persen.
Para pelaku sering menggunakan identitas palsu dalam menjalankan modus ini. Mereka sering menyamar sebagai toko elektronik (41,65 persen), platform aset kripto (16 persen), dan penipuan toko online (41,65 persen).
Baca Juga:
Produk Investasi Kian Menjanjikan, Bank Muamalat Pasang Target Pertumbuhan Dua Digit
Beberapa situs yang sering menjadi target penipuan adalah Amazon (34 persen), Apple (18,66 persen), dan Netflix (14,71 persen). Serangan terhadap PayPal bahkan mencapai 54,73 persen.
Motif keuangan menjadi daya tarik utama bagi para penjahat siber. Pakar Keamanan Siber Kaspersky, Igor Golovin, menjelaskan bahwa sebagian besar serangan malware didorong oleh motif keuangan.
Golovin menyebutkan bahwa lonjakan malware pada ponsel sangat mengkhawatirkan. Ia menambahkan bahwa para penyerang terus mengembangkan kejahatan mereka seiring dengan munculnya jenis malware yang lebih canggih.