WahanaNews.co | Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan pihaknya telah melakukan pelacakan nomor ponsel dan nomor rekening untuk mencari pelaku dugaan penipuan online bermodus kerja like dan subscribe akun YouTube.
Nomor ponsel serta rekening itu adalah yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan aksi penipuan dan meraup keuntungan.
Baca Juga:
Sisi Kelam AI Diungkap Polisi Inggiris, Untuk Penipuan hingga Pelecehan Seksual
"Sudah kita lacak semua, ada 2 atau 3 rekening sama beberapa nomor handphone," kata Yogen di Polda Metro Jaya, Kamis (11/5/2023) melansir CNNIndonesia.
Berdasarkan pelacakan itu, kata Yogen, pihaknya mendapat identitas terduga pelaku. Namun, lanjut dia, identitas itu perlu didalami lagi untuk memastikan itu asli atau tidak.
"Iya (pelaku teridentifikasi) dari nomor rekening dan nomor handphone," ucap dia.
Baca Juga:
Fenomena E-commerce: Nilai Transaksi Fantastis, tapi Ribuan Kasus Penipuan Mengintai
Yogen turut mengungkapkan dari hasil penyelidikan itu diduga pelaku berada di luar kota Jakarta. Ia juga menduga pelaku ini merupakan sindikat.
"Macam-macam ada di Banjarmasin, ada di Cianjur," ujarnya.
Yogen menyebut pihaknya menerima sejumlah laporan polisi terkait aksi penipuan ini. Namun, dia menuturkan pihaknya baru mendalami laporan yang dibuat oleh korban Syifa Giarsah.
"Ada banyak sekitar 5 atau 6, masih berkembang terus. Sementara yang baru tidak lanjuti kita beranjak dari satu LP itu, kita berkembang ke LP lain," tuturnya.
Sebelumnya, warga Depok bernama Syifa Giarsah mengaku menjadi korban aksi penipuan. Kejadian yang dialaminya itu turut dibagikan lewat sebuah utas di akun Twitter-nya.
Syifa menyampaikan aksi penipuan yang dialaminya berawal dari pesan WhatsApp seseorang yang mengaku perwakilan Accurate Creative, perusahaan media partner iklan dan pemasaran, Senin, 1 Mei 2023. Nomor itu menawarkan pekerjaan like dan subscribe akun YouTube mitra dari perusahaan dimaksud dengan imbalan.
Ia kemudian diundang ke grup di Telegram yang terdiri dari 300 lebih anggota. Syifa awalnya tak berminat bergabung, tetapi melihat anggota grup sebanyak itu pikirannya berubah.
Syifa lantas mengerjakan instruksi admin grup Telegram tersebut untuk memberi like dan subscribe pada akun YouTube yang diberikan. Kata dia, ada imbalan berupa uang Rp15 ribu ketika tugas rampung dikerjakan.
"Malam itu aku ngerjain tiga tugas dan benar ditransfer Rp15 ribu. Lanjut aku ngerjain tugas ke-4 dan ke-5, tapi tugas ke-6 nya bukan like dan subscribe.. ada tugas lain namanya tugas peningkatan," tutur Syifa dikutip dari akun Twitternya @Giarsyahsyifa. Tweet ini viral dengan 6,4 juta tayangan per Rabu (10/5) pukul 11.46 WIB.
Tugas itu bertujuan untuk meningkatkan penghasilan dari semula Rp15 ribu menjadi Rp30 ribu. Pada tugas ini, Syifa diminta untuk menaikkan transaction rate di website kripto dengan cara deposit.
Nominal ditentukan oleh admin dengan beberapa pilihan antara lain Rp300 ribu, Rp400 ribu dan Rp500 ribu dengan imbalan tambahan atau reward sebesar 20 persen dari nilai transaksi.
Syifa mengaku pada awalnya tidak mau mengerjakan tugas, sebab harus mengeluarkan uang. Namun, karena anggota grup banyak yang sudah mencoba dan mendapat reward, ia pun akhirnya ikut deposit.
Syifa tetap mentransfer uang untuk deposit dan mengerjakan sejumlah tugas sesuai permintaan pelaku. Total sudah Rp21 juta yang digelontorkan oleh Syifa untuk menyuplai deposit si penipu tersebut.
Hingga akhirnya, setelah merasa menjadi korban penipuan, Syifa pun membuat laporan ke Polresta Depok pada Rabu, 3 Mei 2023. Laporan teregister dengan nomor LP/B/1299/V/SPKT/Polda Metro Jaya.
[Redaktur: alpredo]