WahanaNews.co | Sejumlah mahasiswa IPB yang menjadi korban penipuan seorang perempuan berinisial SAN, kini tengah merasa resah dan khawatir soal penagihan pinjaman online (Pinjol).
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin mengaku akan mencari solusi yang terbaik untuk para mahasiswa tersebut.
Baca Juga:
Tips Cara Cek KTP Dipakai untuk Pinjol atau Tidak
Iman menyebutkan, dari total 317 korban penipuan perempuan berinisial SAN, 116 diantaranya merupakan mahasiswa IPB.
"Mereka khawatir dengan penagihan pinjol, membuat mereka resah dan malu karena ada penagihan pinjol disebabkan selama ini kewajiban yang harus mereka lakukan tak dilakukan. Kami sedang upayakan mencari solusi terkait hak dan kewajiban antara pihak pinjol dengan para korban ini, semoga ada solusi terbaik," ujarnya dalam diskusi Polemik MNC Trijaya 'Darurat Kejahatan Investasi Online' pada Sabtu (19/11/2022).
Menurutnya, polisi secara intensif berkomunikasi dengan pihak rektorat kampus IPB dan warek bidang kemahasiswaan guna mencari solusi itu pula. Bahkan, sebelum kasus tersebut mencuat, para korban pun sempat bercerita ke pihak rektorat.
Baca Juga:
Rontoknya Raksasa Fintech, Investree Hadapi Likuidasi Usai Pencabutan Izin OJK
Pihak rektorat lalu berdiskusi dengan polisi hingga akhirnya peristiwa itu dilaporkan ke polisi.
Dia menerangkan, para mahasiswa itu resah manakala mereka ditagih oleh pinjol. Sedangkan mereka hanya tahu kalau pelaku sebelumnya menawarkan investasi pada mereka.
Pelaku lantas menyarankan korban yang tak punya modal untuk meminjam ke pinjol guna berinvetasi. Hasil investasi dijanjikan pelaku bakal dibayarkan ke pinjol guna menutup pinjaman itu.
"Mereka mulai resah ini ketika dari pihak pinjol menagih pada para mahasiswa karena sesuai iming-iming nya atau tawarannya nanti akan dibayarkan SAN, jadi dipinjam nama saja dianggap ikut berinvestasi, SAN sampaikan biar dari hasil keuntungan ini dibayarkan ke pinjolnya. Kalau kerugian dari 317 korban Rp 2,3 miliar, sedangkan dari (116) mahasiswa IPB saja sekitar Rp1,6 miliar," tuturnya.
Dari 116 mahasiswa IPB itu, kata dia, ada yang meminjam ke pinjol sebesar Rp 2 juta hingga ada yang Rp 20 juta. Mereka melakukan pinjaman ke pinjol untuk berinvestasi demi menambah uang jajan.
Selain dari mahasiswa IPB, tambahnya, ada pula beberapa korban berasal dari kampus lainnya yang juga terkenal, baik negeri maupun swasta lalu juga masyarakat umum. Maka itu, polisi meminta pada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih investasi.
Semua masyarakat, baik pihak kampus, pihak pendidik, keluarga, dan lingkungan masyarakat lainnya untuk bersama-sama mengedukasi anak agar selalu berhati-hati dalam memilih dan memutuskan langkah kala melakukan sesuatu. Dengan begitu, anak tersebut bisa terhindar dari tindak kriminalitas dan semacamnya.
"Kami juga sedang konsen tuk berikan edukasi pada anak-anak SMK, SMA, pada usia 17-18 karena banyak ditemukan gerombolan bermotor malam hari ganggu ketertiban dan keamanan masyarakat ini jadi tanggung jawab kita semua. Mendidik mereka sama dengan kita berinvestasi tuk bangsa 10-15 tahun ke depan," paparnya. [sdy]