WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sindikat pencurian avtur milik Pertamina di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, terbukti meraup keuntungan besar.
Dalam satu kali operasi, para pelaku mampu mencuri hingga 30.000 liter avtur dengan nilai mencapai Rp 400 juta.
Baca Juga:
Kebijakan Baru LPG 3 Kg, Pengamat Sebut Tak Jamin Beban Subsidi Berkurang
Aksi pencurian ini sudah berlangsung sejak pertengahan 2021.
Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka, yakni Andur Rafar (47), Irwansyah (31), dan Hairi (43). Namun, otak utama sindikat ini masih buron dan diduga berperan sebagai penjual utama avtur curian.
Modus Operandi Pencurian Avtur
Baca Juga:
Harga BBM Non-Subsidi Naik Lagi, Ini Rincian Terbaru dari Pertamina
Para pelaku menggunakan metode tapping atau penyadapan dengan melubangi pipa bawah laut yang mengalirkan avtur dari kapal tanker ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Kualanamu.
Setelah pipa dilubangi menggunakan bor saat dalam kondisi kosong, mereka menyambungkan pipa besi dan selang menuju gudang penyimpanan rahasia.
Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, mengungkapkan bahwa setiap kali berhasil menjual avtur curian, para tersangka mendapat upah Rp 5 juta dari dalang utama yang masih dalam pengejaran.
Sindikat ini beroperasi satu hingga dua kali dalam sebulan, sehingga potensi keuntungan yang diraup bisa mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya.
"Setiap minyak yang berhasil dicuri dan laku terjual, mereka mendapatkan Rp 5 juta," ujar Risqi usai meninjau lokasi kejadian, Jumat (14/2/2025).
Penggerebekan dan Penangkapan
Aksi pencurian ini akhirnya terbongkar pada Senin (10/2/2025), ketika kapal tanker Pertamina MT Sinar Agra tiba di perairan Pantai Dewi Indah untuk mentransfer avtur ke DPPU Kualanamu.
Saat proses transfer berlangsung, sindikat pencuri membuka keran di gudang mereka untuk mengalirkan avtur ke tangki plastik yang telah disiapkan.
Tim Fleet One Quick Response (FIQR) TNI AL Lantamal 1 Belawan langsung melakukan penggerebekan dan menangkap tiga pelaku di lokasi. Sementara itu, seorang tersangka lainnya, Jack (50), masih dalam pengejaran.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap dalang utama sindikat ini serta jaringan penjualan avtur ilegal.
Dari lokasi kejadian, petugas mengamankan 30 kiloliter avtur yang tersimpan dalam 29 tangki berkapasitas masing-masing 1 kiloliter. Juga 2 drum berisi sekitar 220 liter avtur.
Ketiga pelaku yang telah ditahan dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman hukuman hingga 7 tahun penjara.
Saat ini, polisi masih terus mengembangkan kasus ini, termasuk menyelidiki kemungkinan adanya keterlibatan orang dalam dari pihak Pertamina.
"Security Pertamina yang bertugas memantau wilayah obyek vital nasional sudah diperiksa," tutur Risqi.
Sementara itu, Pertamina, melalui anak usahanya Pertamina Patra Niaga, angkat topi pada TNI Angkatan Laut (AL) Lantamal I Belawan atas keberhasilannya mengamankan dan menindak kasus pencurian avtur (illegal tapping) di pipa penerimaan Aviation Fuel Terminal (AFT) Kualanamu, Sumatera Utara.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, menyampaikan apresiasi kepada Komandan Pangkalan Utama TNI AL I (Danlantamal I) Brigjen TNI (Mar) Jasiman Purba, beserta Tim Fleet One Quick Response (F1QR) TNI AL Lantamal I Belawan atas tindakan cepat mereka dalam menangani pencurian avtur tersebut.
“Pertamina Patra Niaga sangat mengapresiasi respons cepat dari TNI AL Lantamal I Belawan dalam mengamankan dan menindak aksi illegal tapping pada pipa penerimaan AFT Kualanamu,” ujar Satria dalam keterangan pers, beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan bahwa keamanan serta kelancaran distribusi energi, khususnya bahan bakar pesawat, merupakan prioritas utama.
Oleh karena itu, Pertamina Patra Niaga terus berkoordinasi dengan pihak berwenang guna memastikan distribusi energi tetap berjalan dengan baik.
Lebih lanjut, Satria memastikan bahwa stok avtur di Sumatera Utara masih dalam kondisi aman dan seluruh operasional di AFT Kualanamu tetap berlangsung normal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]