WAHANANEWS.CO, Madina - Kasus pembunuhan terhadap Diva Febriani, siswi kelas X SMA Negeri 1 Natal sekaligus anggota Paskibraka Kecamatan Natal, Mandailing Natal, Sumatera Utara, menyisakan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan masyarakat luas.
Pada Kamis malam (31/7/2025), sekitar pukul 19.00 WIB, jenazah Diva ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terkubur tanpa busana dengan kepala tertutup ember plastik, di sebuah lubang bekas galian di areal perkebunan sawit Desa Taluk.
Baca Juga:
Siswi Paskibraka di Mandailing Natal Ditemukan Terkubur, Polisi Tangkap Terduga Pembunuh
Diva sebelumnya dilaporkan hilang sejak Selasa sore (29/7/2025) usai berpamitan kepada orang tuanya untuk mengikuti latihan Paskibraka sebagai bagian dari persiapan peringatan HUT RI ke-80.
Tidak kunjung pulang ke rumah, keluarga yang khawatir segera melapor ke polisi dan dibantu warga serta aparat dalam melakukan pencarian yang bahkan sempat viral di media sosial.
Penemuan jasad Diva bermula dari kecurigaan sejumlah pekerja kebun yang menemukan sepasang sandal perempuan di sekitar lubang penampungan air dan mencium bau busuk menyengat dari lokasi tersebut.
Baca Juga:
Unsoed Bentuk Tim Khusus Usut Dugaan Kekerasan Seksual oleh Guru Besar
Setelah ember yang menutupi lubang diangkat, terlihat kepala manusia dan temuan itu langsung dilaporkan kepada aparat serta direspons cepat oleh keluarga yang segera mengenali jasad tersebut sebagai Diva Febriani.
Jenazah Diva dibawa ke RSUD Husni Thamrin Natal untuk pemeriksaan medis dan proses otopsi, sebelum akhirnya dimakamkan dua hari kemudian.
Pelaku pembunuhan diketahui bernama Yunus, seorang pria yang tinggal tak jauh dari rumah korban dan sempat berpura-pura membantu warga mencari korban demi menghilangkan kecurigaan.
Namun beberapa bukti mulai mengarah kepadanya, termasuk temuan sepeda motor korban yang disembunyikan di kebun sawit dan penampakan Yunus dengan baju serta tubuh penuh lumpur sehari setelah Diva hilang.
Pada Kamis malam (31/7/2025), warga melihat Yunus melintas dengan gerak-gerik mencurigakan dan mencoba melarikan diri, namun berhasil kabur ke arah perkebunan menuju Desa Bonda Kase.
Keesokan harinya, Jumat (1/8/2025), Yunus akhirnya ditangkap polisi tanpa perlawanan di rumah iparnya setelah lokasi itu dikepung oleh aparat bersama Babinsa.
Kepala Satreskrim Polres Madina, AKP Ikhwanuddin Nasution, menyatakan bahwa pelaku mengakui motif kejahatannya yaitu ingin mencabuli dan merampas sepeda motor korban, namun membunuh Diva karena korban melawan.
Setelah membunuh, Yunus mengubur korban di lubang kebun sawit untuk menghilangkan jejak kejahatannya yang keji.
Pada Sabtu siang (2/8/2025), pemakaman Diva digelar di TPU Desa Sikara-kara Kampung, bukan di kampung halamannya karena desa asalnya sedang dilanda banjir.
Pemakaman dipenuhi isak tangis dan dihadiri ratusan warga termasuk keluarga, rekan sekolah, anggota TNI-Polri, tokoh masyarakat, dan anggota Paskibraka yang memberi penghormatan terakhir dengan mengenakan seragam Pramuka.
Zaki, salah satu anggota Paskibraka, menyampaikan bahwa Diva adalah teman yang baik dan kehilangan ini sangat berat bagi keluarga besar Paskibraka Kecamatan Natal.
Sebelum dimakamkan, jenazah Diva lebih dulu dishalatkan di Masjid Desa Sikara-kara IV dan Masjid Baitul Jannah, Desa Sikara-kara, sebagai bentuk penghormatan terakhir dari masyarakat.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]