WahanaNews.co | Pastor Reynold Agustinus Sombolayuk, OMI melantik 98 Prodiakon Gereja Trinitas Paroki Cengkareng, Jakarta Barat untuk masa 3 tahun terhitung mulai 21 Oktober 2024 di Gereja Trinitas, Jalan Utama III, Cengkareng, Jakarat Barat, pada Minggu (17/11/2024).
Pelantikan ini dilakukan melalui Surat Pengangkatan/Pengangkatan Kembali No. 678/3.16.7/2024 yang ditandatangani Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo berdasarkan usul Pastor Kepala Paroki Trinitas, Cengkareng, Jakarta Barat dalam suratnya tertanggal 4 Oktober 2024, No: DP-PGDP/019/X/2024.
Baca Juga:
Awas! Gunung Ibu Siaga Level III, Semburkan Api dan Abu
Pastor Reynold dalam kotbahnya berharap agar Prodiakon yang menjadi pelayan umat harus selalu melihat pelayanan sebagai bagian dari iman, sebagai bentuk pengungkapan iman, bukan untuk tampil ingin dipuji, tapi ingin sungguh-sungguh melayani.
“Saya berharap Prodiakon harus selalu melihat pelayanan sebagai bagian dari iman, sebagai bentuk pengungkapan iman. Bukan pula untuk tampil ingin dipuji. Tapi ingin sungguh-sungguh melayani,” kata Imam yang kerap dipanggil Pastor Rey itu.
Pelantikan 98 Prodiakon Palantikan 98 Prodiakon Gereja Trinitas Paroki Cengkareng Jakarta Barat, di Gereja Trinitas, Minggu (17/11/2024). (Foto: Dok. WahanaNews/Tio/Maxi)
Baca Juga:
Supermoon Picu Banjir Rob di Jakarta Utara, BPBD: Lima RT dan Tiga Ruas Jalan Terdampak
Pastor Rey mengungkapkan ada 4 tugas perutusan yang sungguh-sungguh harus dilaksanakan dengan baik oleh seorang Prodiakon yakni menerimakan Komuni Kudus pada perayaan Ekaristi; mengirim dan menerimakan Tubuh Kristus kepada umat yang sakit dan lanjut usia, yang membutuhkan topangan dari santapan rohani; memimpin upacara doa/pemberkataan jenazah, dan memimpin ibadah sabda di lingkungan atau di tempat lain.
Ia juga menekankan bahwa Tuhan tidak memanggil kita untuk sungguh-sungguh menjadi hebat tapi menjadi orang yang setia dan peduli dalam pelayanan.
Oleh sebab itu, ia mengingkatkan sebagai Prodiakon bukan menjadi profesional karena orang yang profesional itu mau tidak mau suka tidak suka, dia akan melakukannya.
Namun Prodiakon diajarkan untuk menjadi amatir yang berarti mencintai apa yang dia lakukan.
“Prodiakon itu bukan menjadi profesional tapi menjadi amatir yang mencintai apa yang kita lakukan karena dari situlah Tuhan memanggil dan mempercayakan kita untuk menjadi pelayan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Prodiakon yang purna tugas.
“Kepada prodiakon yang purna tugas saya ucapkan terima kasih atas kesetiaan bapak ibu dalam menjalankan tugas pelayanan selama ini,” pungkasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]