WahanaNews.co | Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) telah menerjunkan tim dari Balai Teknik Pantai untuk melakukan penelitian terjadinya bencana abrasi di Pantai Amurang yang melanda pesisir Pantai Boulevard, Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.
Direktur Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, Tim dari Balai Teknik Pantai melakukan penanganan berupa pengendalian potensi terjadinya pergerakan/longsoran ikutan dan memproteksi abrasi tebing bekas longsoran saat gelombang tinggi.
Baca Juga:
Wagub Jatim Emil Dardak Tinjau Perbaikan Jalan Nasional Babat-Lamongan oleh PUPR
Penanganan selanjutnya kata Jarot Widyoko, dengan melakukan investigasi kawasan berupa bathimetri, geoteknik, uji geolistrik, relokasi penduduk pada area bencana dan zona bahaya serta penataan kawasan.
"Terjadinya bencana abrasi di Pantai Amurang dikarenakan kondisi tanah yang ada di sekitaran lokasi bencana merupakan tanah endapan. Jadi area di sekitar aliran sungai ini adalah tanah lunak dari timbunan sedimen yang bukan merupakan tanah keras tapi sedimen kiriman dari hulu Gunung Soputan,” kata Jarot Widyoko saat mendampingi Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Komisi V DPR RI meninjau lokasi terjadinya bencana alam abrasi di Pantai Amurang, Kamis (30/6/2022).
Jarot Widyoko menambahkan, dengan melihat kondisi sedimentasi yang ada dikuatirkan akan terjadi longsor lagi.
Baca Juga:
OTT KPK di OKU Sumsel Tangkap Kadis PUPR, Kontraktor dan 3 Anggota DPRD
"Melihat situasi seperti ini untuk mengamankan lokasi pesisir pantai agak pesisimis. Memang warga sekitar lokasi bencana harus direlokasi selain itu ada upaya untuk memiringkan tebing laut untuk meminimalkan longsorannya," papar Jarot Widyoko.
Ketua Tim Kunker Spesifik yang juga selaku Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan, kunjungan kerja spesifik Komisi V di Minahasa Selatan untuk melihat bencana alam tanah longsor di Pantai Amurang.
"Bersama kami juga ada Dirjen Sumber Daya Air serta seluruh pemangku kepentingan, ada dari Direktorat Jendaral Bina Marga, Cipta Karya, dan perumahan, karena rumah disini akan direlokasi dengan membangun sekitar 127 rumah baru dan kemungkinan akan bertambah lagi yang terdampak, dan ini harus segera dipindahkan," terang Lasarus.
"Untuk itu, kami berharap Kementerian PUPR untuk segera mengeksekusi secepatnya pembangunan relokasi rumah warga yang terdampak bencana alam abrasi di Pantai Amurang," harap Lasarus.
Bencana alam abrasi di Pantai Amurang yang terjadi pada Rabu 15 Juni 2022 tersebut, mengakibatkan runtuhnya 1 buah jembatan Ranowangko sepanjang 72 meter penghubung Pantai Boulevard, 34 rumah hilang, 11 rumah rusak berat, 49 rumah terancam, 15 rumah beresiko tinggi, dan 1 unit sekolah rusak.
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara Ditjen Cipta Karya, juga telah melakukan upaya tanggap darurat dengan mengerahkan sebanyak 3 unit mobil tangki, 2 unit tanki hidran umum, 8 unit toilet portable, dan personel lapangan untuk memastikan ketersediaan air bersih di pengungsian. [JP]