WahanaNews.co | Salah satu cara untuk bisa menurunkan emisi karbon di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hari ini adalah dengan teknologi co-firing.
Dengan banyaknya lahan kering di Indonesia saat ini mampu menjadi modal utama untuk masifnya budidaya tanaman energi sebagai bahan baku utama biomassa dalam co-firing.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut 'Power Wheeling' Momok Buat Konsumen Listrik di Indonesia
Melihat potensi pengembangan biomassa untuk mendukung ketahanan energi nasional, Director of Bioenergy and Surfactant Research Center IPB, Meika Syahbana Rusli mengatakan, potensi biomassa secara garis besar bisa dari pertanian dan perkebunan.
Ia mengambil contoh untuk pengembangan biomassa dari Riau saja bisa mencapai 20 juta ton memanfaatkan limbah sawit. Begitu pun di Sumatera Utara disebut punya banyak potensi.
“Tapi di Jawa tidak kurang juga. Dari pertanian ini ada Jerami, sekam, dan sebagainya. Semua berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi,” ujarnya, Jumat (1/7/2022).
Baca Juga:
Dua Srikandi PLN Raih Penghargaan Tertinggi Women’s Inspiration Awards 2025 dari Menteri PPPA
Ia menilai, terkait ketersediaan lahan, keterlibatan masyarakat perlu dilakukan agar PLN maupun Pemerintah tidak sendirian menghadapi tantangan energi.
“Karena itu kita lihat juga bahwa masyarakat pun ternyata berpotensi untuk berpartisipasi atau terlibat dalam pengadaan sumber energi atau bioenergi tersebut,” jelasnya.
Pihaknya menyebut, dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari kategori Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, dan Hutan Desa saja sudah cukup potensial.