WahanaNews.co, Jakarta - Konservasi Indonesia bersama Komunitas Generasi Peduli Bumi (GPB), serta kelompok mahasiswa Biologi Kelautan Universitas Indonesia (SIGMA B-UI), menggelar aksi teatrikal untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik di laut dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia setiap tanggal 22 April.
"Kami mendukung semua kebijakan pokok dari ekonomi biru yang diusung pemerintah, di mana salah satu yang ditargetkan adalah upaya pembersihan sampah laut. Kita sudah tidak bisa tutup mata bahwa masalah sampah plastik di Indonesia kebanyakan berasal dari darat," kata Senior Vice President dan Eksekutif Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (21/4/2024).
Baca Juga:
Potensi Pendapatan Negara dari Ekspor Pasir Laut Capai Rp2,5 Triliun: Analisis Awal dan Tantangan Regulasi
Menurutnya, permasalahan sampah plastik tidak hanya berdampak pada lingkungan di daratan, tetapi sudah memiliki pengaruh besar untuk kehidupan biota laut.
"Hal ini menjadi sangat penting untuk dipahami oleh semua pihak agar kita dapat bergerak bersama-sama dalam menjaga laut yang merupakan sumber penghidupan untuk masyarakat Indonesia," ujar dia.
Mengusung tema global dari EarthDay.org yakni Planet Vs. Plastics, kegiatan yang digelar pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) tersebut juga dibuat dalam rangka merayakan Hari Kartini, dengan mengangkat pesan "Rayakan Hari Bumi, Lestarikan Ibu Pertiwi."
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
"Harapannya, melalui kolaborasi aksi dan edukasi tentang sampah plastik dan sampah laut ini, masyarakat bersama pemerintah dapat menjaga dan mengelola sumber daya alam kelautan, termasuk lingkaran ekologi dan ekonomi antara produksi dan perlindungan laut yang memiliki arti penting," ucapnya.
Sementara itu, Founder komunitas Generasi Peduli Bumi sekaligus seorang Aktris, Prilly Latuconsina, menjelaskan bahwa gerakan kolaborasi tersebut berawal dari keresahannya saat melihat tumpukan sampah plastik ketika ia menyelam di laut.
"Selain merawat lingkungan dengan membersihkan pantai dari sampah laut, saya bersama teman-teman di Generasi Peduli Bumi saat ini fokus pada keberlanjutan untuk pengolahan sampah yang telah dibersihkan,"
Menurutnya, generasi muda tentu tidak ingin laut-laut di Indonesia yang sangat indah dan menjadi rumah dari ribuan spesies ikan dan ratusan spesies terumbu karang menjadi hancur akibat sampah plastik yang dibuang ke laut.
Prilly juga mengemukakan Komunitas Generasi Peduli Bumi telah bekerja sama dengan pengrajin lokal untuk mengolah sampah plastik menjadi karya. Ia berharap, hasil daur ulang limbah plastik dapat terus didistribusikan kepada pengrajin lokal.
"Kita ingin mengajak semua masyarakat untuk semakin menyadari penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari yang tidak hanya berakhir di tempat sampah, tetapi bisa menjadi sebuah karya yang bisa digunakan kembali," tuturnya.
Sedangkan Ketua Umum SIGMA-B UI, Azka Alfathi Madani berpesan, Hari Bumi menjadi momentum bagi masyarakat untuk bisa memilah dan menangani sampah plastik, termasuk tempat yang tepat untuk mengumpulkan dan mengolah sampah plastik.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah menyatakan lima program ekonomi biru yaitu perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan perikanan budidaya laut, pesisir dan darat secara berkelanjutan. Kemudian, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]