Selain dari sisi distribusi, Amran juga menyoroti kemajuan produksi beras dalam negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami kenaikan produksi beras lebih dari 3 juta ton dibandingkan periode sebelumnya.
Baca Juga:
Mentan Pastikan Stok Pangan Aman Saat El Nino, Indonesia Siap Swasembada
Bahkan estimasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa pada musim tanam 2025/2026, produksi beras nasional bisa menembus angka 35,6 juta ton.
“Ini patut kita syukuri. Tahun lalu kita masih mengimpor beras hampir 4 juta ton. Namun, tahun ini, dengan stok yang melimpah lebih dari 4 juta ton, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa impor. Bahkan Nilai Tukar Petani (NTP) juga naik ke angka 123, yang menjadi indikator kesejahteraan petani semakin membaik,” terangnya.
Dalam kunjungan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian turut mendukung langkah yang telah dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan.
Baca Juga:
212 Merek Beras Langgar Mutu dan HET, Pemerintah Ultimatum Mafia Pangan
Menurutnya, ketersediaan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang disalurkan oleh Bulog menjadi salah satu faktor kunci dalam menekan inflasi dan membantu masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
"Beras SPHP ini bukan hanya murah, tapi juga kualitasnya bagus. Bulog menjual dengan harga yang lebih terjangkau. Program ini sangat membantu masyarakat. Dengan SPHP yang digencarkan Bulog atas perintah Bapak Presiden dan Bapak Mentan, kita harapkan harga beras yang sempat naik bisa kembali turun, sementara yang sudah stabil tetap terjaga,” tegas Tito.
Pemerintah pun menyatakan optimismenya bahwa dengan berbagai upaya yang dilakukan, kebutuhan beras nasional akan terus terpenuhi dari produksi lokal tanpa harus mengandalkan impor, sembari tetap menjaga daya beli dan kesejahteraan petani.