WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia, Wihaji, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak negatif penggunaan gawai dalam kehidupan keluarga.
Ia menilai bahwa keberadaan ponsel pintar telah menjadi bagian dari dinamika keluarga yang memengaruhi perilaku, bahkan berpotensi mendorong penyimpangan.
Baca Juga:
Waspadai! Ini Fakta Medis di Balik Penyakit Jantung yang Sering Disalahpahami
“Handphone kini sudah seperti anggota keluarga, tapi pengaruhnya bisa membentuk perilaku menyimpang. Ini tugas kita bersama untuk terus edukasi masyarakat tentang perubahan perilaku,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Program Bangga Kencana BKKBN yang digelar di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Wihaji menekankan bahwa pendekatan preventif menjadi strategi utama pemerintah dalam merespons persoalan ini.
Ia menyebutkan bahwa banyak penyimpangan dalam keluarga justru berawal dari hal-hal kecil yang seringkali luput dari perhatian masyarakat.
Baca Juga:
Duduk Lebih dari 6 Jam Sehari? Hati-Hati 10 Dampak Kesehatannya!
“Setiap peristiwa pasti ada sebab, dan kita harus tahu dimana lokus masalahnya. Penting bagi kementerian untuk turun langsung bersama pihak terkait dalam upaya pencegahan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wihaji mendorong agar edukasi tentang perilaku keluarga menjadi upaya kolektif yang dilakukan secara konsisten.
Ia menggarisbawahi bahwa perubahan perilaku hanya dapat dicapai dengan pendekatan yang berfokus pada pemahaman dan penanaman nilai.
“Kalau sudah kejadian, kita tidak bisa banyak bertindak, karena itu mencegah lebih penting. Jangan lelah memberi penjelasan tentang kodrat manusia kepada masyarakat luas,” tambahnya.
Untuk memperkuat langkah pencegahan ini, kementerian juga melibatkan berbagai instansi pemerintah, termasuk kementerian terkait dan pemerintah daerah, melalui forum koordinasi dan penyusunan program prioritas.
“Seluruh kepala dinas kami undang agar menyesuaikan program prioritas di daerah masing-masing,” ujar Wihaji. “Kami ingin memastikan sinergi dan presisi antar lini agar program berjalan efektif,” ujarnya lagi.
Ia berharap sinergi dan edukasi berkelanjutan ini dapat memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia, sebagai fondasi penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing di masa depan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]