“Bung Karno pernah berpesan ‘jangan sekali-kali meninggalkan sejara!’ Harusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga dengan baik wejangan tersebut dalam pelaksanaan pembangunan termasuk revitalisasi halte TransJakarta Bundaran HI,” tulisnya dalam keterangan.
“Bayangkan, betapa bangganya pemerintah dan rakyat Indonesia ketika Monumen Selamat Datang didirikan ketika itu. Patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan itu bukan sekedar pajangan. Namun lebih kepada bahwa Indonesia pantas diperhitungkan di kancah dunia dengan kesiapannya menggelar perhelatan pesta olahraga se-Asia yang ke-4,” lanjutnya.
Baca Juga:
Viral Mobil Dinas Pejabat RI Serobot Jalur Busway, Kemenag Buka Suara
Lebih lanjut Prasetyo menegaskan, dengan gambaran sejarah tersebut, kemudian apa sepadan jika arah tepat lambayan tangan sepasang manusia pada Monumen Selamat Datang sengaja dihalangi dengan alibi revitalisasi.
Diketahui, TransJakarta dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dipanggil ke Gedung DPRD DKI Jakarta untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Cepat atau lambat, sebagai pimpinan DPRD DKI Jakarta, saya akan memanggil PT TransJakarta dan SKPD terkait untuk menjelaskan pelaksanaan revitalisasi halte TransJakarta yang nyatanya sudah banyak mengecewakan banyak pihak,” pungkasnya.
Baca Juga:
Bank DKI Jalin Kerja Sama dengan Transjakarta dalam Pembiayaan Transportasi Ramah Lingkungan
PT Transjakarta Kebut Proyek
Direktur Utama PT Transjakarta, Mochammad Yana Aditya, angkat bicara terkait kritik yang dilontarkan sejarawan Indonesia, JJ Rizal, terhadap bangunan revitalisasi halte di kawasan Bundaran HI.