WahanaNews.co | Guna
mengantisipasi bencana tsunami, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
berencana untuk membangun "greenbelt" atau sabuk hujau di sekitar selatan Pulau
Jawa.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi
Kebencanaan, Abdul Muhari, mengatakan sabuk hijau tersebut sudah selesai dan
siap di sejumlah daerah.
Baca Juga:
22 Tsunami Gate dan 20 Akselerograf Siap Deteksi Bahaya Megathrust di Banten
Greenbelt merupakan gugusan tanaman yang mengkombinasikan
dua jenis pohon mangrove dan pohon palaka untuk mereduksi energi tsunami.
"Kita sudah menyiapkan strategi mitigasi tsunami dengan
menanamkan vegetasi di sepanjang pantai selatan Jawa yang di beberapa tempat
sudah berjalan," kata Abdul, Rabu (18/8/2021).
Tak hanya itu, Abdul menyatakan pihaknya juga telah
melakukan sosialisasi hasil riset gabungan antara BNPB, BMKG dan ITB terkait
potensi tsunami di selatan Jawa ke Pemprov Jawa Barat dan Pemprov Jawa Timur.
Riset tersebut disebut telah di terbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah.
Baca Juga:
Mitigasi Megathrust: BMKG Apresiasi Daerah yang Siap, Tapi Tantangan Tetap Ada
Ia menjelaskan temuan riset itu menunjukkan bahwa estimasi
tinggi tsunami di utara Jakarta maksimum sekitar 0.5 meter sampai di kawasan
Teluk Jakarta bila berangkat dari skenario megathrust selatan Jawa. Hal itu
bisa terjadi sekitar 3.5 jam setelah gempa.
"Jadi jika ada yang menyampaikan bahwa tsunami dari
selatan Jawa bisa mencapai Jakarta dengan ketinggian 1,5 meter, mungkin
skenarionya berbeda ya. Yang bersangkutan mungkin punya riset yang berbeda
dengan kami," kata Abdul.
Meski demikian, Abdul mengatakan potensi tsunami mencapai
Jakarta itu tetap ada. Hal itu bisa terjadi karena segmen Selat Sunda yang berpotensi
membangkitkan tsunami.