WahanaNews.co, Jakarta - Super Garuda Shield Tahun 2023 yang melibatkan beberapa negara perlu dilakukan perencanaan yang matang, karena pelaksanaannya pun hampir bersamaan dengan Latihan Gabungan TNI.
Dalam latihan yang diselenggarakan di Indonesia, selain melaksanakan latihan gabungan secara bersama-sama, tentunya juga harus menyerap ilmu militer dari negara-negara sahabat.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
Demikian disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, disela-sela menerima paparan dari Dankodiklat TNI Letjen TNI Eko Margiono, mengenai latihan bersama Super Garuda Shield Tahun 2023, yang bertempat di Mabes TNI, Jakarta Timur, Senin (21/08/23).
Lebih lanjut disampaikan Laksamana TNI Yudo Margono, bahwa Untuk kapal-kapal perang yang akan ikut latihan Super Garuda Shield dan berkumpul di Surabaya, harus melaksanakan beberapa prosedur seperti di alur sempit, kemudian melaksanakan formasi dan melaksanakan latihan-latihan.
"Agar latihan ini dilaksanakan campur, sehingga dapat diketahui pola dari negara Amerika seperti apa, pola dari negara Australia seperti apa, sehingga jangan ada yang melakukan latihan masing-masing negara," kata Panglima TNI dalam rilis yang diterima WahanaNews.co.
Baca Juga:
Danpuspom TNI Pimpin Apel Gelar Pasukan Penegakan Hukum Tahun 2024
Super Garuda Shield tahun 2023 merupakan latihan bersama tahunan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) bersama negara-negara seperti Inggris, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua New Guinea, Perancis, Brunei Darussalam, Jerman, Filipina, Korea Selatan dan Timur leste.
Latihan multinasional yang diikuti oleh 2.810 prajurit TNI dan 2.165 personel negara asing ini, dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, rasa saling percaya, dan kerja sama yang telah dibangun dari pengalaman bersama selama beberapa dekade serta menciptakan komunikasi antar personil negara dalam suatu operasi.
[Redaktur: Amanda Zubehor]