WAHANANEWS.CO, Jakarta - Insiden tak biasa kembali menimpa maskapai nasional Garuda Indonesia. Seorang penumpang kehilangan iPhone saat terbang dari Jakarta ke Melbourne, dan kasus ini berujung pada pembebastugasan seluruh awak kabin pesawat.
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan besar tentang standar keamanan dan tanggung jawab dalam penerbangan internasional.
Baca Juga:
Viral Ban Copot Saat Mendarat, Garuda Indonesia Gelar Asesmen Keselamatan Total
Michael Tjendara, penumpang dalam penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA716 pada Jumat (6/6/2025), membagikan kisah mengejutkan ini melalui akun Instagram-nya @michaeltjendara.
Ia mengaku kehilangan iPhone yang awalnya disimpan di kantong kursi 30D saat pesawat lepas landas dari Jakarta.
Namun selama penerbangan, Michael pindah duduk ke kursi 32E untuk beristirahat.
Baca Juga:
Pemprov Sulbar Bangun Sekolah Unggulan Garuda untuk Tingkatkan Kualitas SDM Daerah
Begitu mendarat di Bandara Melbourne pada pukul 10.55 waktu setempat, ia tersadar bahwa ponselnya tidak lagi berada di tempat semula.
“Saya langsung melapor ke awak kabin,” ujar Michael. Sayangnya, proses pencarian tak bisa dilakukan karena penumpang telah diperbolehkan turun dari pesawat.
Ia segera melacak ponselnya lewat fitur Find My iPhone. Menurut hasil pelacakan, iPhone sempat terdeteksi berada di Terminal 2 Bandara Melbourne antara pukul 11.26 hingga 11.48.
Michael lalu melapor ke kantor Garuda Indonesia di bandara dan bertemu dengan station manager bernama Samuel serta staf bandara.
Ia juga membuat laporan ke bagian Lost and Found.
Situasi menjadi semakin mencurigakan saat sekitar pukul 13.02, ponsel tersebut terdeteksi berada di Hotel Mercure Southbank.
Michael pun menuju hotel itu bersama keluarga dan sopir. Di sana, ia mendapat informasi dari pihak hotel bahwa hanya kru Garuda GA716, sekitar 20 orang, yang menginap di lokasi tersebut.
“Tidak ada penumpang lain,” tulis Michael dalam unggahannya.
Ia kemudian menghubungi Samuel dan General Manager Garuda di Melbourne, Ridho, yang langsung datang ke hotel.
Bersama mereka, dilakukan pencarian di sejumlah kamar awak kabin.
Namun, Michael menyebut tidak semua kamar diperiksa. Hingga pukul 15.54, iPhone miliknya masih terlacak berada di dalam hotel.
Sekitar pukul 16.00, seluruh kru Garuda meninggalkan hotel. Tak berselang lama, pada pukul 16.42, lokasi ponsel berpindah ke tepi Sungai Yarra, sekitar 100 meter dari hotel.
Bersama Samuel dan Ridho, Michael menyusuri area Southbank Promenade, termasuk mengecek tempat sampah, semak-semak, dan got.
“Pukul 17.23, ponsel masih terlacak di tepi sungai,” ungkapnya.
Namun pada pukul 19.33 waktu setempat, lokasi terakhir iPhone terdeteksi berada di tengah Sungai Yarra, memperkuat dugaan bahwa perangkat telah dibuang.
Menanggapi insiden ini, Garuda Indonesia menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan komitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara menyeluruh.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Ade R Susardi menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas bandara setempat sejak laporan diterima.
“Kami terus berkomunikasi dengan penumpang dan akan mendampingi beliau hingga proses selesai, sebagai bagian dari komitmen untuk menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh penumpang,” ujar Ade dalam pernyataan tertulis pada Senin, 9 Juni.
Sebagai bagian dari proses investigasi, Garuda Indonesia mengambil langkah drastis dengan membebastugaskan seluruh awak kabin penerbangan GA716.
“Demi kelancaran proses investigasi, seluruh awak kabin yang bertugas telah dibebastugaskan untuk sementara waktu dari tugas penerbangan,” imbuh Ade.
Ia juga menegaskan bahwa para awak telah menjalankan prosedur standar operasional penerbangan saat menerima laporan kehilangan.
Laporan Michael kini telah diteruskan ke kepolisian setempat di Melbourne, dan Garuda telah mengirimkan perwakilan untuk mendampingi proses hukum.
“Saat ini kami terus berkomunikasi dengan penumpang tersebut dan berkomitmen untuk tetap mendampingi beliau dalam menindaklanjuti kejadian ini, dengan tujuan untuk mengutamakan keamanan dan kenyamanan seluruh penumpang kami,” tandas Ade.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]