Eva menegaskan bahwa penumpang yang terlibat dalam insiden ini tidak akan masuk daftar hitam karena telah menunjukkan itikad baik, namun kejadian ini akan menjadi catatan khusus bagi mereka.
"Penumpang masih bisa menggunakan kereta cepat, tapi kejadian ini sudah tercatat. Ketika mereka melakukan pemesanan, sistem kami akan mencatat apa yang telah dilakukan oleh penumpang tersebut," ujarnya.
Baca Juga:
Kereta Cepat Hampir Batal, Luhut Jadi Penyelamat!
Lebih lanjut, Eva menjelaskan bahwa bantal tersebut memiliki spesifikasi khusus dan dibuat dengan teknologi tinggi, termasuk tahan terhadap api untuk keamanan. Namun, pengadaan bantal dalam jumlah kecil akan sulit dan mahal.
Untuk pengadaan bantal dalam jumlah kecil, KCIC perlu mengeluarkan biaya lebih besar karena pengadaan sebelumnya dilakukan sebagai bagian dari interior satu rangkaian kereta cepat secara keseluruhan.
Namun, Eva tidak merinci potensi kerugian yang ditanggung KCIC maupun harga bantal tersebut.
Baca Juga:
Makin Nyaman! Ini Penampakan Kereta Ekonomi Generasi Terbaru
Selain itu, keberadaan bantal ini juga menjadi salah satu standar pelayanan minimum (SPM) kereta cepat. Eva mengatakan bahwa di China, ketiadaan bantal bisa membuat kereta dianggap tidak siap beroperasi.
Secara keseluruhan, terdapat 44 CCTV di seluruh bagian kereta Whoosh yang merekam seluruh aktivitas penumpang. Dengan demikian, jika ada fasilitas yang hilang, KCIC dapat memeriksa rekaman CCTV dan melacak data penumpang terkait.
"Jadi kita mohon ya, untuk penumpang yang menggunakan kereta Whoosh semuanya tidak hanya tidak boleh mengambil, tapi juga mohon tidak melepas bantal dari posisinya yang sudah ada saat ini. Karena itu merusak fasilitas yang sudah kita sediakan untuk kenyamanan penumpang," katanya.