Lebih lanjut, pemerintah kini berfokus pada percepatan realisasi proyek-proyek energi hijau yang tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan nasional, termasuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 milik PT PLN (Persero).
Forum ISF 2025 yang digelar pada 10–11 Oktober 2025 di JICC mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable, and Prosperous World.”
Baca Juga:
Bahlil Sebut Golkar Ibarat Teh Botol Sosro, Selalu Cocok untuk Semua Presiden
Acara ini tidak hanya menjadi ruang dialog, tetapi juga platform konkret untuk menghubungkan ambisi global dengan potensi lokal di berbagai sektor berkelanjutan.
Sejak pertama kali diadakan pada 2023, ISF telah menjadi ajang penting yang melahirkan berbagai nota kesepahaman (MoU) strategis, mulai dari bidang transisi energi, transportasi hijau, ekonomi inklusif, hingga teknologi penangkapan karbon (carbon capture technology).
Kesepakatan-kesepakatan ini menjadi pondasi penting dalam memperkuat arah investasi berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga:
RI Berencana Nambah Lebih dari 10% Saham Freeport
Tahun ini, ISF 2025 menghadirkan beragam sesi strategis seperti diskusi pleno, dialog tematik, forum investasi (roundtable), dan pameran proyek siap investasi (Investment Project Ready to Offer/IPRO).
Topik-topik utama yang dibahas meliputi ketahanan pangan dan air, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi mineral kritis, bioenergi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di era digital dan kecerdasan buatan (AI).
Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia menunjukkan keseriusan dalam mengakselerasi transformasi menuju ekonomi hijau dan masa depan energi bersih, yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga inklusif dan berdaya saing global.