"Presiden memberi instruksi kepada kami, para menteri, untuk mencari solusi bagaimana kita bisa membantu masyarakat yang menghadapi kesulitan pasokan air. Dengan arahan presiden, saya langsung mengumpulkan profesor dan ahli dari Universitas Pertahanan untuk mencari cara memberikan bantuan kepada masyarakat," tuturnya.
Selain di Gunungkidul, program serupa juga telah diterapkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 30 titik, dan di Pulau Moa, Maluku sebanyak 16 titik.
Baca Juga:
Prabowo Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden Macron di KTT G20 Brasil
Prabowo berkomitmen untuk menyelesaikan masalah kekurangan air di Gunungkidul. Dia bahkan berjanji akan memberikan penghargaan Satyalancana kepada akademisi dari Universitas Pertahanan (Unhan) yang mampu menemukan dan mengangkat sumber air bawah tanah di daerah tersebut.
Bagi Prabowo, persoalan kekurangan air ini memberatkan masyarakat, yang harus menambah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Di Gunungkidul, air juga diperlukan untuk irigasi pertanian dan peternakan.
Prabowo berpendapat bahwa sungai bawah tanah di Gunungkidul dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Tinggal pemerintah, dengan bantuan para akademisi, menentukan teknologi yang tepat untuk mengangkat dan menyaring air dari dalam bumi.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi
"Kami telah menemukan tiga titik di Lombok dengan kedalaman rata-rata sekitar 20 meter. Bahkan ada yang mencapai 100 meter. Kami telah melindungi dan memasang pipa untuk mengalirkan air ini, yang kemudian dapat digunakan untuk mengairi sawah," ujarnya.
Prabowo menyatakan bakal lebih mendalami teknologi pencari dan penyuling untuk upaya penangkapan air. Kata dia, Unhan dalam waktu dekat akan mengundang belasan hingga puluhan perusahaan terbaik seluruh dunia untuk mempelajari teknologi ini.
Pihaknya juga akan mengkomunikasikan dengan Jokowi serta kementerian lain, termasuk PUPR guna menyusun program khusus untuk mengatasi masalah air yang strategis untuk masa depan bangsa.