WahanaNews.co | Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri, Kombes Polisi Ahmad Ramadhan,
mengatakan, penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri telah
bertolak ke Kalimantan Selatan untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir di
provinsi tersebut.
Dari pengecekan tersebut, diketahui
bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, banjir di Kalsel diawali curah hujan tinggi, kemudian pada saat
bersamaan gelombang laut yang cukup tinggi.
Baca Juga:
Tim Pakar ULM Kaji Banjir Kalsel
"Informasi juga didapat dari
syahbandar bahwa penyebab banjir adalah gelombang laut yang mencapai 2 meter
sampai 2,5 meter, itulah penyebab banjir di Kalsel," kata Ramadhan di
Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Banjir besar yang menggenangi 11
kabupaten dan kota di Kalsel itu merendam kurang lebih 87.765 rumah warga.
Ketinggian rendaman air mencapai 2
meter, yang menyebabkan 74.863 orang mengungsi.
Baca Juga:
Banjir Kalsel: PLN Sukses Nyalakan 99,9% Gardu
Terdapat pula korban meninggal
sebanyak 21 orang.
Sarana dan prasarana juga banyak yang rusak
akibat banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, Jalan Trans-Kalimantan
putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
sempat meninjau lokasi banjir di Kalsel.
Jokowi menyatakan, banjir besar yang
melanda 10 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan menjadi yang
pertama dalam 50 tahun terakhir.
"Hari ini saya meninjau banjir ke
Provinsi Kalimantan Selatan yang terjadi di hampir 10 kabupaten dan kota. Ini
adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi
di Kalimantan Selatan," kata Presiden Jokowi di Kelurahan Pekauman,
Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1/2021). [qnt]