WAHANANEWS.CO, Jakarta - Massa mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengguncang Senayan dengan aksi damai di depan Gedung DPR RI pada Selasa (9/9/2025), menuntut agar parlemen segera memenuhi aspirasi rakyat 17+8 yang sebagian sudah jatuh tempo sejak 5 September 2025.
Dalam demonstrasi itu, mahasiswa juga menyuarakan kekecewaan atas pernyataan kontroversial Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, yang dinilai meremehkan suara rakyat kecil.
Baca Juga:
Revisi Disertasi Bahlil, UI Terapkan Sanksi dan Pembinaan Akademik
Purbaya sebelumnya, pada Senin (8/9/2025), ketika ditanya soal tuntutan rakyat 17+8, menyatakan dirinya belum mempelajarinya namun menilai hal itu hanya datang dari sebagian kecil masyarakat yang merasa terganggu.
“Saya belum mempelajari itu, saya basically begini, itu kan suara sebagian rakyat kecil kita. Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya,” ucap Purbaya.
Pernyataan tersebut langsung viral di media sosial dan memantik gelombang kecaman. Banyak warganet menuding Purbaya telah merendahkan aspirasi masyarakat hingga seruan mundur dari jabatannya semakin kencang terdengar.
Baca Juga:
Gali Potensi Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, Universitas Indonesia Gelar FGD SDGs di Kepulauan Seribu
BEM UI menyebut pernyataan Purbaya sangat menyakitkan karena mengecilkan perjuangan rakyat. Kepala Kajian Strategis BEM UI, Diallo Hujanbiru, menegaskan bahwa aspirasi masyarakat muncul akibat kondisi pemerintahan yang dianggap bobrok.
“Baru satu hari dia (Purbaya) menjabat sebagai menteri dia sudah langsung menyatakan pernyataan yang luar biasanya mengecewakan. Dia mengecilkan suara masyarakat, mengecilkan penindasan yang dialami masyarakat,” kata Diallo dalam aksi.
Atas dasar itu, BEM UI menuntut Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Purbaya dari kursi Menteri Keuangan atau setidaknya agar ia sadar diri untuk mundur.
Purbaya sendiri baru dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025), menggantikan Sri Mulyani yang terkena reshuffle dari Kabinet Merah Putih.
Namun hanya sehari setelah dilantik, Purbaya langsung diterpa badai kritik dan membuat posisinya goyah. Kepercayaan publik pun langsung dipertanyakan meski dirinya baru memulai tugas.
Mendapat tekanan, Purbaya memberikan klarifikasi dan mengaku tidak menyangka ucapannya bisa diplintir hingga menyinggung masyarakat.
“Ini kan saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan. Kalau ngomong kayak kata Bu Sri Mulyani gayanya koboi. Waktu di LPS enggak ada yang monitor jadi saya tenang, ternyata di keuangan beda, salah ngomong langsung diplintir sana sini,” katanya.
Purbaya lalu meminta maaf serta berjanji untuk berhati-hati dalam berkomunikasi ke depannya.
“Jadi kemarin kalau saya ada kesalahan, saya minta maaf, ke depan akan lebih baik lagi,” tambahnya.
Sebagai menteri baru, Purbaya menegaskan akan meminta arahan dari Sri Mulyani demi melanjutkan fondasi fiskal yang sudah dibangun. Ia berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik meski sempat tersandung kontroversi sejak hari pertamanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]